![]() |
Arca Gaprang di Desa Gaprang, Blitar: Warisan Sejarah yang Harus Dilestarikan |
MEDIAGLOBENASIONAL.COM
Gaprang - Blitar -Minggu, 9 Februari, suasana di Desa Gaprang, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, tampak lebih ramai dari biasanya. Warga setempat tengah memperingati sejarah unik desanya, yang berasal dari sepasang arca peninggalan Kerajaan Singosari, dikenal sebagai Arca Gaprang.
Menurut catatan media ini, Arca Gaprang merupakan sepasang arca laki-laki dan perempuan yang memiliki bentuk yang cukup unik dan vulgar. Salah satu arca tersebut digambarkan memegang alat kelamin laki-laki lengkap dengan testisnya, yang menggambarkan perang kasih antara suami dan istri. Kepala Desa Gaprang, Abdul Mutholib, menjelaskan bahwa arca tersebut dinamakan Mbah Gede dan Nyi Gede.
"Arca tersebut bernama Mbah Gede dan Nyi Gede, yang saling memegang alat vitalnya sebagai simbol perang berpadu kasih antara suami dan istri," ungkap Mutholib.
Masih menurut catatan sejarah yang disampaikan oleh Mutholib, perang antara Mbah Gede dan Nyi Gede tersebut berakhir tanpa pemenang, yang dalam bahasa lokal disebut "sampyuh". Nama "Gaprang" sendiri berasal dari istilah "gaman perang".
Lebih lanjut, Mutholib menjelaskan bahwa penemuan arca ini berasal dari reruntuhan candi yang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Singosari sekitar tahun 1249 Masehi, di masa pemerintahan Ken Arok. Reruntuhan candi dan pahatan arca tersebut mengandung simbol-simbol khas Singosari, bukan Majapahit.
Agus Winaryo, warga Dusun Gaprang Dua, RT 01 RW 05, dan juru kunci arca Mbah Gede, menyatakan bahwa situs ini dipantau oleh Badan Pemeliharaan Cagar Budaya (BPCB).
"Adapun bentuk bantuan dari pihak BPCB itu berupa alat-alat kebersihan seperti gunting rumput, selang air, dan berbagai macam kebutuhan perawatan arca," kata Agus.
Pria yang masih lajang ini berharap masyarakat luas, khususnya warga Kanigoro Blitar, untuk bersama-sama melestarikan sejarah Mbah Gede.
"Ayolah masyarakat umum dan khususnya warga Kanigoro Blitar ini sering untuk silaturahmi ke sini agar kita bisa menguri-uri sejarah Mbah Gede ini," ajaknya.
Upaya pelestarian sejarah dan budaya ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan warisan budaya yang ada dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. (tim)
Posting Komentar