Redaksi Media Globe Nasional -Hidup sebagai orang biasa memang penuh dengan kesederhanaan. Tapi, di situlah letak kebahagiaan yang sesungguhnya. Seperti kata pepatah, "pada kesederhanaanlah kebahagiaan itu hidup." Jauh dari hingar bingar duniawi dan terbebas dari godaan harta dan tahta, orang biasa seperti kita bisa menikmati hidup dengan rasa syukur dan penuh kedamaian.
Berbeda dengan pejabat korup yang hidup dalam kemewahan dan kekuasaan. Di balik gelimang harta dan tahta, mereka terjerat dalam bahaya yang tak terduga. Korupsi, manipulasi, dan penyalahgunaan kekuasaan mengantarkan mereka pada jurang kehancuran. Bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Teman saya, yang selalu menaruh perhatian pada orang-orang pinggiran, sering mengingatkan saya tentang hal ini. Dia selalu bilang, "Rahmat Tuhan tak terkira. Kita harus menerima keadaan dengan penuh kesadaran dan menikmati hidup dengan rasa syukur."
Sebagai orang biasa, saya tak jarang merasa malu ketika teman membelikan rokok untuk saya. Tapi, saya tahu dia melakukannya dengan ikhlas. Kami menjalin persahabatan yang natural, tanpa saling menghakimi dan saling menghormati keyakinan masing-masing.
Menolong sesama memang penting. Kita semua pasti paham itu. Saling membantu dan berbagi merupakan wujud rasa syukur atas nikmat yang telah kita terima.
Orang kikir dan egois mungkin terlihat bahagia di dunia, tapi mereka akan tersiksa di akhirat. Pembalasan Allah lebih cepat dari segalanya.
Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan pesan kepada para penguasa negeri yang otoriter: Percuma. Kekuasaan yang diraih dengan cara yang tidak halal tidak akan membawa kebahagiaan.
Semoga hari ini kita semua mendapatkan pinjaman modal untuk menjalani hidup.
Mari kita jaga Negri ini dari korupsi dan manipulasi.
Salam,
[@rofiq]
Posting Komentar