Peresmian yang megah ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto; Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia; serta Plt Direktur Jenderal Minerba, Bambang Suswantono, mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.
“Hari ini kita memulai commissioning, dilanjutkan dengan produksi. Konsentrat tembaga mulai dimasukkan. Ketika produksi penuh berjalan, Bapak Presiden akan meresmikan secara resmi” kata Menko Airlangga dengan penuh semangat saat berbicara kepada media di lokasi.
Menurut catatan media ini di lapangan, proyek besar ini telah menyerap investasi sebesar 3,6 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 58 triliun. Saat konstruksi, proyek ini telah menciptakan lapangan kerja bagi 4.000 orang, dan diharapkan akan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja saat beroperasi penuh.
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menceritakan proses panjang dan menantang yang dilalui untuk mewujudkan smelter kedua ini, terutama di masa pandemi dan berbagai dinamika lainnya. “Tidak mudah mewujudkan smelter ini, tetapi pemerintah dan PTFI, yang dipimpin oleh Tony Wenas dengan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), tetap berkomitmen untuk berkontribusi bagi kemajuan Indonesia,” ujar Bahlil dengan penuh tekad.
Hilirisasi tembaga sangat penting, terutama untuk produksi baterai dan mobil listrik. Kami ingin Indonesia memiliki bahan baku strategis tersebut” tambahnya.
Peresmian smelter ini menandai langkah penting dalam upaya hilirisasi industri di Indonesia, yang bertujuan meningkatkan nilai tambah dan ketahanan ekonomi nasional. Masyarakat Gresik dan sekitarnya menyambut baik program ini, berharap dapat merasakan langsung manfaat ekonomi yang lebih besar di masa depan. (*)
“Hari ini kita memulai commissioning, dilanjutkan dengan produksi. Konsentrat tembaga mulai dimasukkan. Ketika produksi penuh berjalan, Bapak Presiden akan meresmikan secara resmi” kata Menko Airlangga dengan penuh semangat saat berbicara kepada media di lokasi.
Menurut catatan media ini di lapangan, proyek besar ini telah menyerap investasi sebesar 3,6 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 58 triliun. Saat konstruksi, proyek ini telah menciptakan lapangan kerja bagi 4.000 orang, dan diharapkan akan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja saat beroperasi penuh.
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menceritakan proses panjang dan menantang yang dilalui untuk mewujudkan smelter kedua ini, terutama di masa pandemi dan berbagai dinamika lainnya. “Tidak mudah mewujudkan smelter ini, tetapi pemerintah dan PTFI, yang dipimpin oleh Tony Wenas dengan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), tetap berkomitmen untuk berkontribusi bagi kemajuan Indonesia,” ujar Bahlil dengan penuh tekad.
Hilirisasi tembaga sangat penting, terutama untuk produksi baterai dan mobil listrik. Kami ingin Indonesia memiliki bahan baku strategis tersebut” tambahnya.
Peresmian smelter ini menandai langkah penting dalam upaya hilirisasi industri di Indonesia, yang bertujuan meningkatkan nilai tambah dan ketahanan ekonomi nasional. Masyarakat Gresik dan sekitarnya menyambut baik program ini, berharap dapat merasakan langsung manfaat ekonomi yang lebih besar di masa depan. (*)
Posting Komentar