![]() |
| Hanya Nebeng |
OPINI -"Hanya nebeng," begitu jawaban enteng Kaesang Pangarep, putra Presiden, saat ditanya soal penggunaan jet pribadi ke Amerika Serikat. Enteng, seolah aturan dan etika publik tak berarti apa-apa. Seolah "nebeng" jet pribadi adalah sesuatu yang biasa dan wajar, tanpa mengingat konteks dan implikasi di baliknya.
Pertanyaan yang menghantui kita semua: Apakah Kaesang akan mudah mendapatkan akses ke jet pribadi seorang pengusaha sekelas pemilik Shopee jika dia bukan anak presiden? Jawabannya jelas: tidak.
Di sinilah letak ironi yang menyayat hati. Di negeri ini, keistimewaan yang diberikan kepada anak pejabat tinggi terasa begitu mencolok. Seolah hukum dan aturan hanya dibuat untuk rakyat biasa, sementara elit bebas berkelana di atas aturan.
Di mana KPK, lembaga yang dibentuk untuk memberantas korupsi? Lembaga yang seharusnya menegakkan hukum tanpa pandang bulu? KPK yang cerdas akan melihat kasus "nebeng" ini sebagai gratifikasi.
Gratifikasi adalah suatu bentuk penghindaran dari aturan dan etika publik. Kaesang mendapatkan fasilitas luar biasa dari seorang pengusaha yang mungkin memiliki kepentingan dengan pemerintah.
KPK harus menyelidiki lebih dalam motif di balik "nebeng" ini. Apakah ada hubungan bisnis atau kepentingan lain yang mendasari tindakan tersebut? Apakah ada upaya untuk mencari keuntungan dari posisi Kaesang sebagai anak presiden?
Jika KPK tetap diam, maka ini adalah tamparan keras bagi keadilan di negeri ini. Ini adalah bukti bahwa KPK tak lagi berani menegakkan hukum dengan tegas, bahwa mereka terjebak dalam lingkaran kekuasaan yang sama.
Rakyat harus terus bersuara, menuntut transparansi dan integritas dari para pejabat negara, dan menegakkan prinsip keadilan tanpa pandang bulu.
Jika KPK tak lagi berani menegakkan hukum dengan tegas, maka siapa lagi yang akan melindungi rakyat dari ketidakadilan? Apakah kita akan terus hidup di bawah bayang-bayang keistimewaan yang tak berujung?
Mungkinkah negeri ini akan terus terjebak dalam lingkaran setan ketidakadilan? Atau akan muncul harapan baru untuk menciptakan Indonesia yang adil dan bermartabat? Pertanyaan ini menantang kita semua untuk terus berjuang, menegakkan keadilan, dan menuntut perubahan yang lebih baik. [*]
PENULIS : @ROFIQ





Posting Komentar