![]() |
| [foto : "Jimly Asshiddiqie meminta masyarakat melupakan akun kontroversial 'fufu Fafa,' sementara Azam Khan mendesak Kominfo mengungkap pemiliknya demi mencegah spekulasi berbahaya."] |
Menurut Jimly, cuitan-cuitan akun "fufu Fafa" menunjukkan betapa belum dewasanya peradaban demokrasi kita. "Cuitan-cuitan semacam ini hanya menunjukkan bahwa kita belum mencapai tingkat demokrasi yang matang. Tidak perlu terpancing oleh hal-hal semacam ini. Mari kita fokus pada isu-isu yang lebih penting untuk negara," ujar Jimly dalam sebuah pernyataan.
Namun, pandangan ini langsung memicu kritik dari berbagai pihak, terutama dari advokat Azam Khan, yang juga dikenal sebagai aktivis sekaligus Sekretaris Jenderal TPUA (Tim Pembela Ulama dan Aktivis). Menurut Azam, permintaan Jimly agar masyarakat melupakan kasus ini adalah bentuk pengabaian terhadap masalah serius yang memiliki dampak luas.
Azam Khan secara tegas menolak pandangan bahwa akun "fufu Fafa" hanya sekadar masalah kecil. Menurutnya, ada potensi keterlibatan yang lebih besar di balik akun ini, terutama mengingat konsistensi akun tersebut dalam menyerang Prabowo Subianto selama bertahun-tahun. "Ini bukan sekadar persoalan kecil yang bisa dilupakan begitu saja. Akun ini sudah menjadi perbincangan di tingkat nasional dan tidak bisa diabaikan, apalagi jika ada keterlibatan pihak-pihak penting," tegasnya.
Lebih jauh, Azam Khan mendesak agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) segera membuka informasi terkait pemilik akun tersebut. Menurutnya, transparansi sangat diperlukan agar publik tahu siapa sebenarnya yang berada di balik akun "fufu Fafa" ini, dan agar tidak muncul spekulasi bahwa akun tersebut dimiliki oleh Gibran Rakabuming Raka. "Masyarakat harus tahu siapa pemilik akun ini. Jangan sampai ada fitnah yang merugikan Gibran atau pihak lainnya," tambah Azam.
Ia juga memperingatkan bahwa akun ini bisa dimanfaatkan untuk menciptakan ketegangan politik antara Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. "Saya khawatir ada yang berusaha mengadu domba Prabowo dan Gibran. Kita harus waspada," katanya.
Sementara itu, Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden terpilih, mengaku tidak tahu-menahu soal akun tersebut. Ketika ditanya oleh wartawan, Gibran hanya menjawab, "Saya tidak tahu soal akun itu. Silakan tanya langsung ke pemiliknya."
Akun "fufu Fafa" diketahui sering menyerang Prabowo Subianto lewat Twitter selama lebih dari 10 tahun, namun hingga saat ini identitas pemilik akun tersebut masih menjadi misteri.
Selain itu, kasus ini semakin memanas dengan munculnya isu hukum lain yang melibatkan Gibran. Azam Khan mengungkap bahwa Gibran sedang dalam proses uji kelayakan di PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) terkait gugatan dari PDIP mengenai usianya yang belum memenuhi syarat untuk menjabat sebagai Wakil Presiden. "Gibran saat ini menghadapi ujian besar, tidak hanya dari segi hukum, tetapi juga dari segi pandangan publik. Oleh karena itu, semakin penting bagi pemerintah untuk segera menyelesaikan polemik akun 'fufu Fafa' ini," ungkap Azam.
Di akhir pernyataannya, Azam Khan menyerukan agar Jimly Asshiddiqie segera meminta maaf kepada publik atas pernyataannya yang dianggap meremehkan kasus ini. "Prof. Jimly seharusnya tidak menganggap sepele isu ini. Jika tidak, masyarakat bisa melihatnya sebagai sosok yang terlalu dekat dengan kekuasaan," pungkas Azam.
Kasus akun "fufu Fafa" kini menjadi perhatian utama masyarakat. Akankah Kominfo mengungkap siapa di balik akun tersebut? Apakah Jimly Asshiddiqie akan mengklarifikasi pernyataannya? Publik masih menanti perkembangan lebih lanjut dari polemik ini.
Kontributor :Tim Globe Nasional
Editor: Globe Nasional





Posting Komentar