![]() |
| ![Foto Masjid Baitul Izzah] |
GLOBE NASIONAL -Sempu, Banyuwangi - Di tengah fajar yang baru menyingsing, Dusun Teruko, Desa Karangsari, sudah bergema oleh lantunan sholawat dan hiruk-pikuk warga yang menyambut datangnya Maulid Nabi Muhammad SAW. Meski resmi diperingati pada 16 September 2024, warga Teruko tak sabar untuk merayakannya lebih awal, dengan semangat yang tak terbendung. Seakan waktu pun tak mampu menahan gairah mereka untuk berbagi dan bersyukur.
Hari Minggu, 15 September 2024, menjadi saksi bagaimana warga Desa Karangsari dan sekitarnya mengerubungi Masjid Baitul Izzah sejak subuh buta. Semangat mereka bukan hanya untuk memanjatkan doa, tetapi juga merasakan nikmatnya berbagi berkah, berupa makanan dan telur, simbol keberkahan yang telah mengakar dalam tradisi Maulid di sini. Bahkan, sejak pukul 3 pagi, jalanan menuju masjid sudah padat oleh mereka yang datang dari berbagai penjuru Kecamatan Sempu. Semua berharap bisa mendapat bagian dalam kemeriahan ini.
Namun, antusiasme yang luar biasa tersebut justru membawa tantangan tersendiri. Kupon yang dibagikan oleh panitia, hanya dalam hitungan jam, sudah habis sebelum matahari sepenuhnya terbit. Tepat pukul 5 pagi, kupon terakhir pun ludes, dan pintu masjid harus ditutup. Kekecewaan jelas terasa bagi sebagian warga yang terlambat datang, namun semangat mereka tetap tak surut.
_"Saya datang jam 5 pagi, tapi kuponnya sudah habis,"_ keluh seorang warga dengan nada kecewa. _"Padahal di desa saya, acara Maulid baru diadakan besok. Karena tahu Teruko lebih dulu, saya putuskan datang ke sini, ternyata terlambat juga."_
Tak hanya sekadar tanda masuk, kupon yang disebar ini menjadi akses untuk mendapatkan paket makanan lengkap dengan telur, simbolisasi berkah dan keberuntungan yang akan membawa rezeki melimpah bagi yang menerimanya. Setiap kepala keluarga di Dusun Teruko diberi jatah 5 bungkus, tak peduli besar kecilnya rumah, semuanya merasakan hangatnya kebersamaan di perayaan ini.
_"Tradisi bagi-bagi makanan dan telur ini sudah berlangsung lama di dusun kami,"_ ujar seorang warga dengan bangga. _"Ini wujud rasa syukur kami atas kelahiran Nabi Muhammad, sekaligus berbagi kepada sesama."_
Tak heran jika Dusun Teruko selalu menjadi pusat perhatian setiap tahunnya. Di sini, Maulid Nabi dirayakan dengan lebih dari sekadar doa dan ceramah.
Meskipun banyak yang kecewa karena tidak kebagian kupon, semangat Maulid Nabi tetap membara. Di desa-desa lain, persiapan perayaan masih terus berjalan, dengan harapan semangat kebersamaan dan berbagi akan terus menular.
Maulid di Teruko mungkin sudah berlalu, tapi gema sholawat dan kebahagiaan yang menyertainya akan terus terasa, menginspirasi kecamatan lain untuk memperingati hari kelahiran Nabi dengan semangat yang sama. Rakyat tak pernah kehabisan cara untuk saling menguatkan, walau terkadang sedikit telat mendapatkan bagian.[*]





Posting Komentar