![]() |
["Pimpinan MPR bertemu Gibran, Wapres Terpilih, serahkan undangan pelantikan. Saat ditanya wartawan, Gibran merespons ragu, "Nanti, nanti, dan nanti." ] |
Tapi, yang ingin saya soroti adalah sosok pemimpin yang berdiri di depan kita. Seorang pemimpin yang, ketika ditanya wartawan tentang apa yang akan dilakukan untuk masa depan negeri ini, justru menjawab dengan plonga-plongo, dengan kata-kata yang hambar dan tanpa arah. Saya ingin tahu, apa yang sesungguhnya dia miliki untuk kita? Apa visi yang dia tawarkan bagi bangsa ini?
Bukan soal menang atau kalah. Bukan soal siapa yang saya pilih atau tidak saya pilih. Tapi, ketika kita disuguhkan dengan pemimpin yang lebih banyak menghindar dari pertanyaan dan bersembunyi di balik jawaban klise, saya bertanya: apakah ini pemimpin yang kita butuhkan? Seorang pemimpin seharusnya mampu menjelaskan, mampu membawa harapan dan keberanian dalam setiap kata-katanya.
Di dalam benak saya, seorang pemimpin itu seharusnya berani berbicara jujur, lugas, dan jelas. Saat ditanya tentang masa depan negeri ini, dia seharusnya bisa memberi gambaran yang terang, bukan malah membiarkan kita dalam kebingungan. Saya tidak sedang menuntut yang sempurna, tapi paling tidak, janganlah berikan kita sosok yang bahkan untuk bicara saja terkesan asal-asalan.
Di dalam suara rakyat yang terpendam, ada satu harapan yang tak bisa diabaikan. Kita ingin pemimpin yang punya arah, yang tahu kemana harus membawa negeri ini. Kita ingin pemimpin yang bukan hanya pintar menghindar dari pertanyaan, tetapi mampu memberi jawaban yang menggetarkan jiwa. Kita berhak, kita pantas mendapatkan pemimpin yang sungguh-sungguh berpikir tentang masa depan kita.
Jadi, mari kita berani bertanya, mari kita berani bersuara. Ini bukan soal sekadar ‘terima hasil’, tapi soal masa depan. Jika yang berdiri di depan kita adalah pemimpin yang tak bisa menjawab apa-apa, bagaimana bisa kita berharap masa depan kita terang benderang? Jangan biarkan rasa muak ini mereda tanpa ada tindakan. Kita adalah pemilik negeri ini, dan kita pantas mendapatkan pemimpin yang berani menatap kita dan berkata, "Ini arah yang kita tuju."
penulis @rofiq
Posting Komentar