![]() |
Masjid Besar Baiturrahman ini dimeriahkan oleh lantunan sholawat Burdah dan Ratib dari kelompok hadrah Majelis Ar-Rohman |
Acara yang berlangsung di depan Masjid Besar Baiturrahman ini dimeriahkan oleh lantunan sholawat Burdah dan Ratib dari kelompok hadrah Majelis Ar-Rohman. Kegiatan ini tak hanya menjadi momentum spiritual, tetapi juga simbol harmonisasi antar warga. Dari remaja hingga orang tua, semuanya larut dalam doa dan lantunan sholawat yang menggetarkan jiwa.
Dalam suasana tersebut, hadir pula Ustaz Ahsanul Khuluk sebagai pembicara utama, serta Gus Sani dari Sidoarjo yang memimpin lantunan vokal sholawat. Kehadiran para tokoh agama, masyarakat, dan jamaah dari berbagai desa seolah menegaskan bahwa tradisi ini masih menjadi denyut nadi kehidupan warga.
Saihu Yahya, ketua panitia acara, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi. “Kekompakan Remas dan Ta'mir Masjid Baiturrahman adalah kunci sukses acara ini. Saya berharap tradisi ini terus berjalan di tahun-tahun mendatang untuk mengenang perjalanan agung Rasulullah,” ujarnya.
Keberhasilan acara ini juga didukung pengamanan ketat dari berbagai pihak, termasuk Koramil, Polsek Sempu, Banser, dan perguruan silat Pagar Nusa. Kolaborasi ini memastikan jalannya acara tetap aman dan kondusif bagi sekitar 2.000 jamaah yang hadir.
Sholawatan di Temuguruh menjadi lebih dari sekadar ritual religius. Di tengah derasnya arus modernisasi, acara ini menjadi penanda bahwa akar budaya dan nilai-nilai agama tetap kokoh tertanam. Sebuah pengingat bahwa spiritualitas adalah elemen penting dalam menjaga harmoni sosial.
Di balik lantunan sholawat yang menggema di Desa Temuguruh, tersimpan harapan agar tradisi ini terus menjadi pengikat komunitas. Sebuah harapan yang sederhana namun mendalam: agar semangat kebersamaan terus hidup dalam setiap denyut kehidupan warga Banyuwangi.
Posting Komentar