![]() |
Lapas Banyuwangi Perkuat Benteng Anti-Narkoba, Sinergi dengan BNNK |
Kunjungan ini bukan sekadar formalitas. Mukaffi dan Kepala BNNK Banyuwangi, Kombespol Faisol Wahyudi, duduk bersama membahas strategi menutup celah yang bisa dimanfaatkan jaringan narkoba. Maklum, mayoritas penghuni Lapas Banyuwangi adalah narapidana kasus narkotika.
“Lapas Banyuwangi saat ini menampung banyak warga binaan yang terlibat kasus narkoba. Oleh karena itu, kami terus berupaya menjaga keamanan, sekaligus memberikan pembinaan agar mereka tidak kembali terjerumus,” ujar Mukaffi.
Tembok Bukan Jaminan, Sinergi adalah Kunci
Peredaran narkoba di dalam lapas bukan hal baru. Di berbagai daerah, sering ditemukan modus penyelundupan narkoba, mulai dari yang dilempar dari luar tembok, diselipkan dalam barang titipan, hingga melibatkan oknum petugas.
Mukaffi sadar, tanpa kerja sama erat dengan BNNK, perang melawan narkoba akan sulit dimenangkan. Oleh karena itu, pertukaran informasi antara Lapas dan BNNK menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan.
"Dengan saling berbagi informasi, kami yakin pemberantasan narkoba bisa lebih efektif. Kami tidak ingin ada celah sekecil apa pun bagi peredaran gelap narkoba di Lapas Banyuwangi," tegasnya.
Faisol Wahyudi pun menyambut baik langkah proaktif ini. Baginya, perang melawan narkoba tak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Sinergi antara berbagai pihak adalah satu-satunya jalan untuk memutus rantai peredaran barang haram ini.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Lapas Banyuwangi. Harapan kami, kolaborasi ini semakin erat dan membawa hasil nyata bagi masyarakat,” katanya.
Harapan Baru, Perlawanan yang Lebih Kuat
Perang ini masih panjang. Tapi dengan tembok yang kokoh, sistem yang ketat, dan sinergi yang kuat, Banyuwangi mengirim pesan jelas: narkoba tidak akan dibiarkan berkuasa di balik jeruji. []
Posting Komentar