no fucking license
Bookmark

Ketum PERINDA Turun Gunung, Relawan Banyuwangi Siap Jalankan Dapur Rakyat

Relawan PERINDA Konsolidasi di Cluring, Bahas Program Makan Bergizi Gratis

GLOBE NASIONAL, CLURING BANYUWANGI -Kemarin, Selasa [6/5/2025], sebuah rumah sederhana di Desa Cluring, tepatnya di kediaman Bu Rofik, mendadak berubah menjadi titik api semangat. Bukan api dalam artian membakar—tapi menyala dalam bentuk konsolidasi, gotong royong, dan kesadaran sosial yang perlahan mulai tumbuh subur di tubuh para relawan.

Rumah itu menjadi tempat berkumpulnya puluhan pengurus dan relawan dari Persatuan Relawan Indonesia (PERINDA) dalam sebuah rapat konsolidasi akbar. Agenda utamanya bukan sekadar temu kangen atau pembagian jabatan struktural, melainkan pembahasan mendalam tentang rencana pelaksanaan program nasional: Makan Bergizi Gratis (MBG).

Media ini hadir, mencatat, dan menyaksikan langsung bagaimana semangat dari mereka yang bekerja tanpa pamrih itu justru lebih menggelegar daripada teriakan elite yang gemar tampil di televisi namun jarang menyentuh dapur rakyat.

KETUM TURUN GUNUNG, RELAWAN TERSULUT

Arthur Ibrahim, Ketua Umum PERINDA, hadir langsung dalam pertemuan tersebut. Pria yang dikenal vokal dan tajam dalam menyuarakan isu-isu sosial ini datang jauh-jauh dari Jakarta hanya demi memastikan bahwa relawan di daerah tidak kehilangan arah dan api juangnya.

“Kami ingin program MBG ini tidak berhenti di proposal, tapi masuk ke piring rakyat. Kami bukan pencitra, kami pelaksana,” ujar Arthur tegas.

Dengan gaya bicara yang tegas dan kadang menyindir tajam, Arthur menyampaikan bahwa setiap dapur MBG nantinya akan dikelola secara transparan oleh relawan lokal yang telah dibentuk dalam koperasi. Hal itu penting untuk memastikan tidak ada pihak yang bermain di balik layar menggunakan nama rakyat.

BANYUWANGI SIAP JADI CONTOH NASIONAL?

Sugiyanto, Ketua DPC PERINDA Banyuwangi, yang sejak awal mempersiapkan forum ini bersama sekretarisnya, Wiwid Margowiji, mengungkapkan bahwa kehadiran Ketum adalah momen penting.

“Banyuwangi siap jadi garda depan pelaksanaan MBG. Tapi kami juga butuh kepastian, terutama soal SPK dari BGN,” katanya saat sesi tanya jawab.

Pertanyaan-pertanyaan kritis pun bermunculan. Mulai dari proses legalitas dapur, status koperasi, hingga kendala operasional jika SPK belum turun. Semuanya ditanggapi secara terbuka. Bahkan Arthur menegaskan bahwa PERINDA siap membantu daerah-daerah yang masih kesulitan memahami alur kebijakan pusat.

[sugiyadi]


Posting Komentar

Posting Komentar