GLOBE - Gilimanuk. Perayaan kuningan yang di rayakan oleh umat hindu darma di bali berasal dari kata * kauningan * yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara intropeksi agar terhindar dari mara bahaya. Sabtu 03/08/2019.
Perayaan kuningan yang di rayakan oleh umat hindu darma di bali jatuh pada hari Sabtu Kliwon, perayaan kuningan di rayakan setelah hari raya galungan tepatnya 10 hari setelah hari raya galungan.
Sebelum melakukan sembahyangan ke pura gilimaya yang terletak di pulau kalong yang mana pulau tersebut berada di tengah - tengah pantai di teluk gilimanuk terlebih dahulu mereka melakukan sembahyangan di tepi pantai guna menetralisir hal - hal yang sifatnya negatif serta mengadakan upacara pakeleman memohon kepada Dewa Bauna untuk keselamatan para pemedek menuju ke pulau kalong.
Menurut keterangan dari pengempon Pura Gilimaya Komang Arimbawa makna dari kuningan adalah mengadakan janji/pemberitahuan/nguningang baik pada diri sendiri maupun kepada Ida Sanghyang parama kawi bahwa dalam kehidupan kita akan selalu berusaha menenangkan dharma dan mengalahkan adharma antara lain bhuta dungulan, bhuta galungan dan bhuta amangkurat.
Lanjut dalam pelaksanaan upakara yang dilakukan pada hari raya kuningan para umat hindu darma di bali pada umumnya mengunakan sesajen yang berisi simbul tamiang dan endongan.
Makna dari tamiang memiliki lambang perlindungan dan juga melambangkan perputaran roda alam.
Adapun makna dari endongan yaitu perbekalan, bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bakti sementara senjata yang paling ampuh adalah ketenangan pikiran.
Selain dari sesajen tersebut juga ada sarana lain yaitu ter dan sampian gantung, Ter sebuah simbul senjata yang menyerupai panah sementara Sampian Gantung sebagai simbul tolak balak.
Menurut I Ketut Galung selaku Bendesa Pakraman Gilimanuk untuk melaksanakan persembahyangan pada hari raya kuningan yang paling bagus mulai pukul 00 sampai pukul 12 siang hari karena saat itu sangat tepat kita datang untuk menyerahkan diri kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa dikarenakan pada waktu tersebut energi alam semesta ( panca mahabhuta : pertiwi , apah, bayu, teja dan akasa ) bangkit dari pagi hingga tajeg surya ( tengah hari ) setelah tajeg surya disebut pralina ( pengembalian ke asalnya ).
Serangkaian dengan hari raya kuningan umat hindu darma yang ada di bali khususnya di gilimanuk, di lokasi naiknya penumpang yang hendak pergi sembahyangan ke pura gilimaya di pulau kalong melalui lokasi objek wisata teluk gilimanuk juga ramai dikunjungi para wisatawan lokal dari dari berbagai desa dan kelurahan se- Kabupaten Jembrana yang mana mereka datang ke objek wisata teluk gilimanuk untuk berekreasi ada yang naik boad keliling tiga pulau yang ada di teluk gilimanuk ada juga yang sekedar datang duduk - duduk di tepian pantai bersama keluarganya sambil melihat keindahan panorama disekelilingnya teluk gilimanuk.
Menurut keterangan dari pengelola kuliner sate ayam teluk gilimanuk ( watik ) merasa bersyukur dengan ramainya pengunjung dirinya bisa mendapatkan hasil dari menjual sate ayamnya agak lumayan tidak seperti hari - hari biasanya agak sepi dan watik juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Jembrana kususnya Dinas Pariwisata dan Kebudataan Kabupaten Jembrana yang telah memberikan peluang untuk mengelola warung kuliner milik pemerintah Kabupaten Jembrana yang ada di lokasi tempat wisata teluk gilimanuk. ( slmt )
Posting Komentar