no fucking license
Bookmark

Benarkah Negara 'Tak Berdaya' Lawan 'Mafia'?








Oleh : Roy Enhaer

GLOBE-OPINI--Saya harus mengelus dada ketika melihat para 'emak' itu berdesakan antre berjubal - jubal setiap hari hanya demi setetes dua tetes minyak goreng yang semakin langka dan melangit harganya.
Duh Gusti Allah, bukankah bumi dan isinya di negeri Nusantara ini sesungguhnya telah Engkau tebar dan taburi dan ditumbuh kembangkan tanaman kelapa sawit yang menghampar itu sebagai bahan baku industri minyak goreng?
Duh Gusti, saya mesti 'curhat' dengan siapa lagi selain hanya kepada Engkau Yang Maha Segalanya?

Duh Gusti, bukankah jika para cerdik pandai dan orang 'pinter' di atas sana itu untuk berpikir sedikit cerdas atas keberlimpahan tetumbuhan kelapa sawit yang telah Engkau hamparkan di bumi Pertiwi ini benar - benar untuk diolahprodukkan sabagai bahan baku minyak goreng agar tidak terjadi pemandangan yang memalukan dan memilukan hingga antre mengular setiap hari dan bahkan telah merenggut nyawa demi berebut setetes dua tetes minyak goreng?

Dan, sesungguhnya kemanakah rasa kebersyukuran para pejabat di atas sana itu dalam melihat betapa hamparan tetumbuhan yang ditumbuhkan oleh - Nya dan tak terbilang jumlahnya itu melimpah di negeri Nusantara ini?
 



Untuk kesejahteraan siapakah sesungguhnya keberlimpahan tanaman kelapa sawit di negeri Nusantara ini? Benarkah ada jalinan 'kemesraan' antara penguasa dan pengusaha?
Tapi kenapa kini para pemangku jabatan dan yang sejatinya berkewajiban 'ngurus' jutaan rakyatnya di bumi Nusantara ini justru berucap 'tak berdaya' melawan kekuatan 'mafia' minyak goreng?
 
Ataukah jangan - jangan para pengemban amanat di negeri 'nyiur melambai' ini sudah mengibarkan 'bendera setengah tiang' sebagai simbolitas 'kekalahan' memerangi para tengkulak, cukong, spekulan, dan kokohnya cengkeraman cakar - cakar 'mafia' minyak goreng yang pintar menjungkirbalikkan harga di pasaran?
Duh Gusti, kenapa justru di negeri yang melimpah tetumbuhan tanaman kelapa sawitnya dan produksinya terbesar 'sak ndonyo' atau sedunia itu justru jutaan rakyatnya setiap hari berjejal antre minyak goreng?
 
Sudah 'tak berdaya' kah kita menghadapi para 'mafia' yang katanya 'licin' bak minyak goreng itu? Siapa dan seperti apakah sesungguhnya bentuk fisik para 'mafia' itu? Ataukah 'mafia' itu keberadaannya hanya berbau seperti 'kentut' tapi sulit dipotret obyeknya?

Kenapa hampir semua pemangku jabatan di negeri ini lebih takut kepada 'atasan' tetapi sama sekali tidak pernah takut kepada Yang Maha Atas?




Roy Enhaer

Banyuwangi, Minggu, 20 Maret 2022.
Posting Komentar

Posting Komentar