no fucking license
Bookmark

Jutaan Orang Mati Karena Virus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

 

foto korupsi


Opini - Akhir-akhir ini berita kematian teman dan orang-orang yang tidak kita kenal menyeruak di media sosial. Mereka pulang. Sangat mengharukan. Kesadaran digedor kenyataan. Hidup di bumi yang semakin rapuh. Jutaan orang mati bukan hanya karena virus Covid-19, tetapi juga karena virus yang lebih berbahaya: korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Apa ada yang salah? Prasangka berlebihan menjamur dalam petaka.


Berita kematian karena KKN mungkin tidak seheboh kematian akibat pandemi, tetapi dampaknya terasa lebih luas dan mengerikan. Kota-kota diblokade, pelayanan publik terhenti, dan rakyat menderita. Pandemi Covid-19 tahun 2020 hanyalah salah satu contoh bagaimana KKN bisa memperburuk keadaan. Ketika angka kematian menurun, korupsi justru melonjak, menambah beban penderitaan.


Banyak pakar kesehatan berjuang memberantas pandemi ini dengan obat. Namun, tak ada obat untuk korupsi kecuali kesadaran dan penegakan hukum yang tegas. Kita disuruh menjaga kesehatan, tetapi mereka yang menjaga integritas justru sering terpinggirkan. Korupsi merajalela, menghancurkan kepercayaan dan harapan. KKN adalah takdir buruk yang harus kita lawan dengan segala daya upaya.


Aku terharu dengan Presiden Jokowi yang telah bekerja keras mengatasi wabah. Tapi, upaya memberantas KKN juga harus menjadi prioritas. Seluruh rakyat Indonesia berdoa agar bangsa dan negara segera keluar dari kesulitan. Covid-19 adalah maut yang mengintai semua orang, tapi KKN adalah penyakit yang membunuh perlahan. Sejak awal tahun 2020, tepatnya di bulan Februari, Covid-19 muncul di Cina dan menyebar ke seluruh dunia. Namun, korupsi telah lama ada dan terus menggerogoti bangsa ini.


Covid-19 menjadi tragedi besar abad ini dan kelak dicatat sejarah sebagai musibah yang mempengaruhi kehidupan manusia. Begitu juga KKN, yang dampaknya seringkali tidak terlihat namun mematikan. Setiap detik, KKN menyeruak dalam sistem pemerintahan, menciptakan gangguan yang tidak terbayangkan. Aktivitas hidup terganggu, pelayanan publik terhambat, dan rakyat menderita.


Rumah sakit kehabisan obat, jalan rusak tak kunjung diperbaiki, sekolah kekurangan fasilitas. Semua ini karena dana yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat dicuri oleh mereka yang berkuasa. Isolasi, mengisolir diri dari praktik KKN harus dilakukan dalam waktu yang lama. Masyarakat perlu waspada dan menolak segala bentuk KKN.


Para ahli bicara penyebab timbulnya KKN. Mereka yang tidak ngerti pun ikut bicara. Pola pikir yang dipengaruhi oleh keserakahan dan kekuasaan menciptakan lingkungan yang korup. Doa yang berasal dari bahasa Arab, sering kali diucapkan tanpa pemahaman yang benar, menjadi jimat untuk menolak KKN. Tapi jimat itu tidak akan menyelamatkan kita dari kehancuran.


Kita berlomba dengan waktu, tapi tak ada yang ditunggu. Berlomba bersama bahasa kata-kata, mencatat sesuatu yang tak ada dalam mimpi. Nasib yang dialami manusia sering kali tak tersentuh oleh kebijakan yang berpihak pada kepentingan pribadi. Kota-kota dibuat mencekam, lampu-lampu jalan dimatikan, seolah menutupi kejahatan yang terjadi di balik layar.


Orang-orang menganggap KKN sebagai bagian dari kehidupan. Pemulihan dari KKN diperlukan untuk mencapai keseimbangan lagi. Tuhan menguji sejauh mana akhlak manusia. Bumi ini, dengan segala makhluk hidup di dalamnya, adalah untuk manusia. Bahasa yang baik adalah bahasa.


@rafiq / mediaglobenasionl.com

Posting Komentar

Posting Komentar