MEDIAGLOBENASIONAL.COM -Banyuwangi – Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, menjadi saksi kemegahan tradisi Keboan Aliyan yang digelar pada Minggu (14/7/2024). Ribuan orang berkumpul menyaksikan ritual kuno ini, di mana doa dan harapan untuk kelimpahan hasil bumi dipanjatkan kepada Tuhan YME.
Tradisi ini, yang dilaksanakan setiap bulan Suro dalam kalender Jawa, menampilkan petani yang kerasukan roh gaib dan berperilaku seperti kerbau. Dengan penuh semangat, mereka berkeliling empat penjuru desa, kadang-kadang terjun ke kubangan layaknya kerbau sejati.
Kehadiran warga yang antusias terlihat dari persiapan yang dilakukan bersama-sama. Dari menyiapkan kebutuhan ritual hingga membangun gapura dari janur yang dihiasi hasil bumi, semua dilakukan dengan semangat gotong royong. Tanda dimulainya ritual ini adalah kenduri massal yang disambut hangat oleh seluruh warga desa.
"Keboan ini adalah perayaan yang dinantikan. Kami semua bergotong royong menyiapkannya. Bahkan warga yang tinggal di luar kota pun mudik untuk menghadiri acara ini, memperkuat ikatan silaturahim," ujar Kepala Desa Aliyan, Agus.
Ritual ini dimulai sejak pagi, diawali dengan selamatan di empat penjuru desa (ider bumi). Petani yang kerasukan roh gaib kemudian berkeliling desa, menirukan siklus bercocok tanam mulai dari membajak sawah, mengairi, hingga menabur benih padi.
Pejabat daerah yang hadir, termasuk Muspida dan Muspika Rogojampi, mengakui bahwa Keboan Aliyan adalah salah satu kekayaan budaya lokal yang patut dibanggakan. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengangkat tradisi ini sebagai bagian dari Banyuwangi Festival, menghargai upaya warga dalam menjaga warisan leluhur.
“Banyuwangi boleh maju, tapi tradisi dan budaya tetap kami pertahankan. Tradisi ini bukan hanya ritual rutin, tetapi juga menggambarkan semangat kebersamaan dan gotong royong warga,” ungkap seorang pejabat daerah.
Panitia acara menyatakan bahwa perkembangan pariwisata Banyuwangi tidak lepas dari keberagaman budaya lokal yang dikemas menjadi atraksi wisata menarik. “Tradisi-tradisi ini menjadi identitas yang membedakan Banyuwangi dengan daerah lain. Keotentikan inilah yang terus kami kembangkan untuk menarik wisatawan,” jelas panitia.
Sebagai informasi tambahan, tradisi kebo-keboan di Banyuwangi juga berkembang di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, selain di Desa Aliyan, Rogojampi.
Ritual ini bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga simbol dari keindahan budaya dan kekuatan komunitas. Warga Desa Aliyan membuktikan bahwa di tengah arus modernisasi, mereka tetap menjaga dan merayakan warisan leluhur dengan penuh kebanggaan. (giyadi,)
Posting Komentar