OPINI -Apakah kita masih percaya bahwa pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur ini benar-benar demi kepentingan rakyat? Atau, jangan-jangan ini hanya sebuah manuver licik untuk mengalihkan perhatian kita dari masalah-masalah nyata yang terus membelit bangsa ini? Sementara rakyat berjuang keras di tengah himpitan ekonomi, pemerintah justru sibuk menggelontorkan triliunan rupiah ke dalam proyek yang seolah tidak berlandaskan pada kepentingan publik. Bukankah ini ironi terbesar abad ini?
Pertama-tama, mari kita lihat realitas yang ada. Di tengah krisis ekonomi global, di mana harga kebutuhan pokok melonjak tak terkendali dan lapangan kerja semakin sulit didapat, pemerintah kita malah memaksakan proyek ambisius pemindahan ibu kota. Untuk apa? Untuk "pemerataan pembangunan," katanya. Tapi, adakah yang bisa memastikan bahwa pemindahan ini bukan sekadar permainan politik untuk menguntungkan segelintir elit yang sudah lama berkuasa? Lagi pula, apa urgensinya saat ini?
Sebagian besar dari kita, yang setiap hari harus memeras keringat hanya untuk bertahan hidup, tentu merasa terpinggirkan oleh kebijakan yang seolah tak mempedulikan nasib rakyat kecil. Pemindahan ibu kota bukan hanya sekadar masalah teknis; ini adalah soal siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan. Dan jelas, rakyat biasa tidak berada di pihak yang diuntungkan.
Lihat saja bagaimana tanah-tanah warga di sekitar wilayah inti IKN mulai diincar dan dikuasai. Warga setempat yang sudah puluhan tahun tinggal di sana tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan pahit: mereka hanya diberi hak guna, sementara hak milik tanah justru diberikan kepada investor asing. Bagaimana bisa kita bicara soal kedaulatan jika tanah air kita sendiri dikuasai oleh pihak luar? Di mana letak keadilan untuk rakyat kecil yang justru semakin terpinggirkan?
Ketika pemerintah bicara tentang pemindahan ibu kota sebagai langkah maju, kita perlu bertanya, langkah maju untuk siapa? Apakah untuk rakyat, atau justru untuk mereka yang sudah kenyang dengan kekuasaan? Sementara kita, yang berdiri di pinggir panggung politik ini, hanya bisa menyaksikan bagaimana segelintir orang bermain dengan nasib bangsa. Pemindahan ibu kota ini, dalam segala kemegahannya, mungkin hanyalah sebuah kedok yang menutupi kepentingan yang lebih gelap. Maka, sebelum kita terbuai oleh janji-janji manis pembangunan, mari kita tanyakan kembali: kepentingan siapa yang sebenarnya sedang diperjuangkan?
@rofiq






Posting Komentar