no fucking license
Bookmark

Menolak Politik Dinasti: Demi Masa Depan Demokrasi yang Lebih Adil

15 Agustus 2024/ opini/ mediagolebenasional.con
Opini Dinasti - Dalam mengamati fenomena politik yang kian mengemuka di negeri kita, ada satu ironi yang begitu menonjol, ibarat ombak besar yang menerjang ketenangan pantai. Tuduhan politik dinasti, yang menyeruak dalam pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden, menimbulkan banyak pertanyaan mengenai integritas demokrasi kita.

Di tengah hiruk-pikuk perdebatan ini, muncul pertanyaan mendasar: apa arti demokrasi jika jalan menuju kekuasaan dapat didikte oleh hubungan keluarga? Dalam sejarah panjang peradaban, politik dinasti sering kali menjadi penghambat bagi meritokrasi, menutup peluang bagi individu-individu berbakat yang tidak memiliki akses ke lingkaran kekuasaan. Ibarat pohon beringin yang menutupi tanah di sekitarnya, dinasti politik dapat menenggelamkan potensi lain yang ada di dalam masyarakat.

Pencalonan Gibran, meskipun sah secara hukum, tetap menyisakan tanda tanya besar. Mengapa kita harus mengubah aturan, bahkan terkait usia minimal calon wakil presiden, hanya untuk memenuhi ambisi politik segelintir pihak? Perubahan aturan ini, meskipun disahkan oleh Mahkamah Konstitusi, dapat menciptakan preseden berbahaya yang mengaburkan batas antara kepentingan pribadi dan kepentingan bangsa.

Kita harus bertanya pada diri sendiri: apakah kita ingin terjebak dalam lingkaran dinasti yang berpotensi mengikis nilai-nilai demokrasi? Atau apakah kita berani menolak kehadiran politik dinasti demi masa depan yang lebih adil dan inklusif bagi semua?

Jokowi, sebagai sosok pemimpin yang dihormati, seharusnya memahami bahwa kekuasaan sejati bukanlah soal mempertahankan kendali melalui keturunan, melainkan memberdayakan masyarakat untuk menentukan nasibnya sendiri. Mengagumi sosok pemimpin tidak berarti harus mengikuti setiap langkahnya tanpa kritik, apalagi ketika langkah tersebut berpotensi menodai prinsip dasar demokrasi.

Di tengah situasi ini, kita harus kritis terhadap narasi yang mengaburkan batas antara etika dan kekuasaan. Ada banyak suara yang menilai bahwa politik dinasti adalah ancaman nyata bagi integritas sistem politik kita. Kita tidak boleh takut untuk mengutarakan ketidaksetujuan kita, bahkan ketika berhadapan dengan arus besar yang mencoba membenarkan politik dinasti sebagai sesuatu yang lumrah.

Pada akhirnya, pilihan politik adalah hak setiap warga negara. Namun, mari kita berkomitmen untuk menjaga agar demokrasi tetap menjadi ruang bagi semua, bukan hanya bagi mereka yang memiliki koneksi kekuasaan. Kita harus terus mengedepankan cinta yang disandingkan dengan ilmu, bukan sekadar mengikuti arus yang dikendalikan oleh kepentingan segelintir pihak.

Sebagai bangsa yang besar, kita harus berani menolak politik dinasti dan memperjuangkan demokrasi yang sejati, di mana setiap suara memiliki arti dan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa

Penulis :@rofiq

Posting Komentar

Posting Komentar