no fucking license
Bookmark

Bangsat! Negara Ini Telah Dijual!

OPINI, Oleh : @rofiq bin Hasan

"Bangsat!"  Kata itu mungkin terlalu kasar, tapi itulah yang terlontar dari hati setiap rakyat yang melihat kondisi negeri ini.  Negeri yang kaya raya, yang dikaruniai kekayaan alam melimpah, justru terpuruk dalam kemiskinan dan ketidakadilan.  Rakyat terkapar, terlunta-lunta di negeri sendiri, sementara para penguasa berpesta pora dengan kekayaan negara.  Mereka, para penguasa, telah menjual bangsa ini kepada para penjajah asing!  Mereka berdalih demi kemajuan, tapi kenyataannya, mereka hanya mementingkan perut sendiri dan para sponsor asing yang haus kekayaan.  

PT Tenaga Kerja Luar Negeri:  Jembatan Menuju Perbudakan Modern!


Perusahaan-perusahaan penyalur tenaga kerja luar negeri menjamur bak jamur di musim hujan.  Mereka menebar janji manis, membujuk anak-anak muda dengan iming-iming gaji besar di negeri orang.  Tapi, apa yang mereka dapatkan?  Perbudakan modern!  Mereka dipaksa bekerja keras, dibayar murah, dan hidup dalam ketidakpastian.  Mereka menjadi budak modern, di negeri orang, di negeri sendiri mereka tak punya tempat.  Mereka diperlakukan bagaikan komoditas murah, dijual belikan untuk keuntungan para pengusaha dan sponsor asing.  

Sponsor Asing:  Menghisap Darah Rakyat!

Para sponsor asing berdatangan, berdalih ingin membantu rakyat, tapi sebenarnya mereka mengincar tenaga kerja murah dan sumber daya alam yang melimpah.  Mereka mencium aroma keuntungan dari potensi bangsa yang terbuang.  Mereka menguras kekayaan negeri ini, sementara rakyatnya terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan dan ketergantungan.  Mereka mencengkeram erat kekayaan negeri ini, sementara rakyatnya hanya menjadi penonton, bahkan terkadang menjadi korban dari eksploitasi dan kerusakan lingkungan.  Mereka menjarah kekayaan alam kita, sementara rakyatnya terlupakan, terbuang, dan termarjinalkan.  

Rakyat Usaha:  Tercekik Birokrasi dan Pajak!

Di negeri sendiri, rakyat yang ingin berusaha tercekik oleh birokrasi yang rumit dan pajak yang mencekik.  Mereka harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan izin usaha, menghadapi pungutan liar, dan dibebani oleh berbagai macam pajak yang tidak masuk akal.  Mereka dipaksa untuk memilih: menjadi budak di negeri orang atau tercekik di negeri sendiri.  Mereka dihadapkan pada pilihan yang menyedihkan:  menyerah pada sistem yang tidak adil atau menjadi budak di negeri orang.

Kunjungan Pejabat:  Pungli Berkedok "Kunjungan Kerja"!

Kunjungan pejabat?  Bukan untuk membantu rakyat, tapi untuk mencari keuntungan pribadi.  Mereka datang dengan rombongan besar, menuntut fasilitas mewah, dan meninggalkan jejak pungutan liar yang membebani rakyat.  Mereka berdalih untuk rakyat, padahal mereka hanya haus kekuasaan dan uang.  Mereka menjadi parasit yang menghisap keringat rakyat, tanpa peduli dengan nasib rakyat yang mereka pimpin.

Tambang-Tambang Kita:  Dirampok di Negeri Sendiri!

Tambang emas, minyak, dan gas yang seharusnya menjadi milik rakyat, malah diserahkan kepada perusahaan asing.  Mereka menambang kekayaan negeri ini dengan seenaknya, sementara rakyatnya hanya menjadi penonton, bahkan terkadang menjadi korban dari eksploitasi dan kerusakan lingkungan.  Mereka menjarah kekayaan alam kita, sementara rakyatnya terlupakan, terbuang, dan termarjinalkan.  Mereka merampas hak-hak rakyat atas kekayaan alamnya, tanpa peduli dengan dampaknya bagi lingkungan dan kehidupan rakyat.

Mana Tanggung Jawab Pemerintah?

Di mana tanggung jawab pemerintah?  Mereka malah berbangga diri, seolah-olah menjual rakyatnya adalah prestasi.  Mereka tidak peduli dengan nasib rakyatnya, tidak peduli dengan masa depan bangsa.  Mereka lebih mementingkan keuntungan pribadi dan kepentingan para sponsor asing.  Mereka telah melupakan sumpah jabatannya, mereka telah mengkhianati rakyatnya.  Mereka telah menjadi pengkhianat bangsa, yang menjual rakyatnya demi keuntungan pribadi dan sponsor asing.

Bangunlah!  Lawan!  Tuntut Keadilan!

Rakyat, bangunlah!  Jangan biarkan tanah air kita menjadi ladang bisnis bagi para penjajah.  Bangkitlah, perjuangkan hak-hakmu, perjuangkan keadilan untuk dirimu dan generasi mendatang.  Ingatlah, negeri ini milik kita, jangan biarkan para penguasa dan sponsor asing merampas hak kita.  Kita harus melawan!  Kita harus bersatu!  Kita harus menuntut keadilan!  

Tulisan ini merupakan ungkapan amarah dan keprihatinan terhadap kondisi bangsa yang terpuruk.  Semoga tulisan ini dapat menjadi tamparan bagi para penguasa dan pembangkit semangat bagi rakyat untuk memperjuangkan hak-haknya.


Posting Komentar

Posting Komentar