no fucking license
Bookmark

Topeng "Kesederhanaan": Ketika Kekuasaan Membisukan Rakyat

Opini : @rofiq bin Hasan

Oleh :@rofiq bin Hasan

Di negeri ini, kita saksikan sebuah drama yang memilukan. Tokoh-tokoh yang dulunya berteriak lantang demi rakyat, kini terdiam di balik tirai kekuasaan.  Mereka yang pernah menjadi juru bicara rakyat, kini hanya bayangan bisu di istana. 

Apakah ini hanya sebuah metamorfosis politik? Atau ada "sesuatu" yang lebih gelap, yang membelenggu suara mereka? 

Kita disuguhi narasi tentang pemimpin yang sederhana, yang hidup hemat, yang dekat dengan rakyat.  Namun, apakah itu hanyalah topeng? Apakah di balik "kesederhanaan" itu tersembunyi ambisi untuk menguasai, untuk menundukkan, untuk membungkam?

Para tokoh yang dulunya kritis, kini berubah wujud. Apakah mereka tergoda oleh janji kekuasaan yang manis? Apakah mereka takut kehilangan "kursi" dan pengaruh? Atau ada "sesuatu" yang lebih besar, yang memaksa mereka untuk berlutut?

Rakyat semakin sulit mendengar suara pemimpinnya. Suara-suara kritis teredam, digantikan oleh narasi yang seragam dan membosankan.  Kepentingan rakyat terpinggirkan, digantikan oleh kepentingan segelintir orang yang berkuasa. 

Apakah "kesederhanaan" yang ditampilkan hanyalah sebuah sandiwara? Apakah di baliknya tersembunyi sebuah permainan kekuasaan yang licik dan kejam? Pertanyaan-pertanyaan ini terus menghantui, menggerogoti kepercayaan rakyat terhadap pemimpinnya. 

Masyarakat harus membuka mata. Jangan tertipu oleh topeng "kesederhanaan" yang dangkal. Jangan biarkan suara rakyat terbungkam.  Kita harus terus mengawasi, terus kritis, dan terus menuntut keadilan. 

Semoga, di tengah hiruk pikuk politik yang penuh kepura-puraan, suara rakyat tetap terdengar. Semoga, pemimpin yang kita pilih benar-benar berpihak pada rakyat, bukan pada kekuasaan yang membutakan. 

Diterbitkan : MEDIA GLOBE NASIONAL



Posting Komentar

Posting Komentar