GLOBE NASIONAL -"Nebeng," begitu entengnya ungkapan dari seorang anak presiden ketika ditanya soal penggunaan jet pribadi. Seolah-olah, kalimat itu adalah jawaban paling wajar yang bisa ia lontarkan. Tapi, apakah ia benar-benar paham apa arti nebeng bagi rakyat jelata? Atau justru, dengan sadar, ia memilih untuk menutup mata dari kenyataan yang begitu pahit di sekitar kita?
Pak Kaesang, cobalah nebeng hidup di antrean sembako yang membentang panjang di bawah sengatan matahari. Cobalah nebeng di dalam angkutan umum yang sesak, pengap, penuh debu, sambil terombang-ambing dalam kemacetan kota. Bayangkan nebeng di rumah kontrakan kecil yang sempit, lembab, dan kumuh, di mana langit-langit bolong dan lantai tak lebih dari sebatas tanah keras. Itulah realitas yang dihadapi jutaan rakyat Indonesia. Sementara itu, dengan tanpa beban, Anda terbang mewah di atas mereka, menggunakan jet pribadi.
Namun, Pak Kaesang, nebeng bukan hanya soal transportasi mewah. Nebeng adalah soal kesadaran, soal empati, soal tanggung jawab Anda terhadap rakyat yang, meski mereka tak pernah naik jet pribadi, tetap membayar pajak untuk negeri ini. Pajak yang ikut mendanai segala kenyamanan keluarga Anda. Apakah Anda tak merasakan betapa ironisnya? Anda mungkin hanya melihat jet itu sebagai alat transportasi biasa, tapi di mata rakyat, jet pribadi adalah simbol ketimpangan. Simbol betapa jaraknya Anda dari realitas yang harus mereka hadapi setiap hari.
![]() |
| Antrian Sembako |
Kemewahan seperti jet pribadi adalah simbol ketidakadilan. Ini adalah pengingat betapa kesenjangan sosial dan ekonomi semakin melebar, seakan jurang antara yang kaya dan yang miskin semakin tak terjembatani. Bagi banyak dari kami, "nebeng" berarti harus berjuang di tengah kesulitan hidup, mencari cara bertahan di sistem yang tak pernah berpihak kepada mereka. Sementara Anda, duduk nyaman di kursi kulit jet mewah, jauh dari kesusahan.
Mungkin, Anda merasa ini adalah hak Anda, sebagai anak presiden, menikmati segala kemewahan ini. Tapi sadarkah Anda bahwa semua kemewahan ini didapat dari keringat dan air mata rakyat yang sama sekali tak pernah merasakan apa yang Anda rasakan? Apakah keistimewaan ini benar-benar layak jika dibandingkan dengan penderitaan mereka?
Rasanya, ada baiknya Anda nebeng bersama rakyat sejenak, turun dan merasakan kerasnya hidup mereka. Bukan sebagai anak presiden, tapi sebagai sesama manusia yang terikat oleh tanggung jawab sosial. Pahami bagaimana mereka bertahan, bagaimana mereka berjuang setiap harinya. Mungkin saat itu, Anda akan mengerti arti nebeng yang sebenarnya.
Penulis :@rofiq
.






Posting Komentar