![]() |
| figur yang menjadi bahan perbincangan tajam di media sosial: Budi Arie dan Zulkifli Hasan. Dalam sebuah unggahan di platform X pada 15 Oktober 2024 pukul 18.18 WIB, akun Hara Nirankara |
GLOBE NASIONAL -Jakarta – Kamis 18 Oktober 2024 Berita mengenai potensi masuknya sejumlah nama kontroversial ke dalam kabinet Prabowo-Gibran kian menjadi sorotan publik. Di antaranya, dua nama mencuat sebagai figur yang menjadi bahan perbincangan tajam di media sosial: Budi Arie dan Zulkifli Hasan. Dalam sebuah unggahan di platform X pada 15 Oktober 2024 pukul 18.18 WIB, akun Hara Nirankara mengungkapkan kritikan keras terhadap kedua sosok ini yang dianggap minim prestasi namun berpeluang kembali menduduki jabatan strategis.
Selama masa jabatannya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie kerap menjadi sorotan publik akibat sejumlah insiden kebocoran data. Menurut Hara Nirankara, kebocoran data yang terjadi berulang kali di bawah kepemimpinannya telah merugikan masyarakat. Data pribadi warga negara yang semestinya terlindungi, justru diperjualbelikan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Keamanan siber, yang semestinya menjadi prioritas, tampaknya tidak dikelola secara optimal, sehingga Budi Arie dinilai gagal menjaga kepercayaan masyarakat.
Lebih lanjut, Hara menyoroti bahwa Budi Arie lebih terlihat fokus pada upaya menjaga citra mantan presiden Mulyono menjelang akhir masa jabatannya, alih-alih berfokus pada kinerja kementerian yang dipimpinnya. Hal ini memunculkan tanda tanya besar di tengah masyarakat: mengapa sosok dengan rekam jejak demikian tetap dipertimbangkan untuk mengisi posisi penting?
Di sisi lain, Zulkifli Hasan, yang juga santer disebut-sebut dalam unggahan tersebut, dikritik atas kebijakannya yang dinilai merugikan industri tekstil nasional. Permendag Nomor 8 Tahun 2024, yang mengatur kebijakan impor tekstil, membuka lebar pintu masuknya produk tekstil dari luar negeri, khususnya China. Kebijakan ini menuai protes dari para pengusaha tekstil lokal yang merasa terancam oleh membanjirnya produk impor murah.
Tak hanya itu, Hara Nirankara turut menyoroti gaya hidup Zulkifli Hasan yang sering dipamerkan ke publik. Dalam sebuah perayaan ulang tahun cucunya, ia sempat memamerkan uang tunai dalam jumlah besar, menimbulkan kesan kemewahan di tengah tekanan ekonomi yang dialami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Gaya hidup seperti ini dinilai kurang pantas bagi pejabat negara yang seharusnya memberikan teladan sederhana dan bijak di hadapan publik.
Hara Nirankara juga menyoroti langkah Budi Arie yang memblokir aplikasi marketplace asal China, Temu. Meski demikian, Zulkifli Hasan justru membuka peluang bagi aplikasi tersebut untuk kembali masuk ke Indonesia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), mengingat persaingan yang akan semakin ketat. Keberadaan aplikasi ini dianggap menjadi ancaman nyata bagi UMKM nasional yang berjuang untuk bertahan di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Unggahan Hara Nirankara ini mencerminkan keprihatinan publik terhadap kemungkinan kabinet baru yang dianggap tidak mementingkan kompetensi dan integritas. Sebaliknya, komposisi kabinet dikhawatirkan lebih banyak didominasi oleh loyalitas daripada kinerja nyata.
Di tengah kondisi perekonomian nasional yang menantang, publik mempertanyakan prioritas pemerintah dalam memilih pejabat negara. Apakah kepentingan rakyat kecil dan keberlanjutan UMKM akan terjamin di tengah kebijakan yang pro-impor? Publik menunggu langkah tegas dari pemerintah untuk memastikan bahwa setiap kebijakan kabinet selaras dengan kebutuhan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kedaulatan ekonomi dan keberpihakan pada rakyat, publik berharap agar pemerintah memperhatikan suara masyarakat serta mempertimbangkan ulang figur-figur yang akan diberi amanah di kabinet mendatang.






Posting Komentar