![]() |
Azam Khan |
GLOBE NASIONAL - JAKARTA - 10 November 2024 -Layar drama politik di negeri ini seolah tak pernah berhenti memutar kisah bertitel, "Berpacu dalam Kebohongan." Aktor utamanya adalah pemimpin yang dulu dielu-elukan sebagai pahlawan rakyat. Sosok kurus itu, yang pernah keluar masuk gorong-gorong demi mencuri simpati publik dengan wajah sederhana, kini berubah menjadi tokoh dalam sandiwara besar yang terus menyandera hati rakyat hingga hari ini.
Azam Khan, seorang advokat dan aktivis yang tak pernah lelah menyuarakan suara nurani, kembali memutar rekaman ingatannya ke sepuluh tahun silam. Ia mengenang bagaimana rakyat terperdaya oleh citra polos sang pemimpin kurus. "Dulu, kita semua melihatnya sebagai sosok yang benar-benar merakyat, berjalan di selokan, seolah peduli pada rakyat kecil. Namun, siapa sangka, itu hanyalah akting murahan yang dirancang dengan rapi untuk menipu jutaan rakyat," ujar Azam Khan getir.
Menurutnya, aksi turun ke gorong-gorong hanya trik politis untuk membangun citra empati. Semua yang dulu terlihat seolah tulus ternyata hanyalah permulaan dari sandiwara panjang penuh kebohongan. "Kita menyaksikan, bagaimana sosok yang tampak sederhana ini menipu kita dengan senyum simpatinya, sementara di balik layar, segelintir elit politik bermain sebagai dalang, mempermainkan rakyat demi kursi kekuasaan," tambah Azam.
Politisi dan Drama Korupsi: Kebohongan yang Mengakar
Tak hanya sang pemimpin kurus, para politisi lainnya, termasuk ketua partai besar, turut ambil peran dalam drama "Berpacu dalam Korupsi." Di tengah negara yang mengklaim religius, perilaku koruptif mereka justru semakin menggila. "Di negeri yang selalu menggembar-gemborkan moralitas agama, perilaku para koruptor sudah tidak masuk akal lagi. Mereka bukan hanya pencuri kecil, tapi sudah menjadi bandit besar yang dengan entengnya merampok duit rakyat," sindir Azam tajam.
Ia juga mengkritik pejabat yang sudah menerima gaji besar tiap bulannya, namun masih gemar mengutil duit rakyat dengan berbagai dalih dan modus. "Mereka ini sudah digaji tinggi setiap bulan atas nama jabatannya, tapi tetap saja bernafsu merogoh kantong anggaran. Mereka hanya memikirkan perut dan kelompok mereka sendiri, tanpa pernah peduli pada rakyat yang masih tertatih-tatih hidupnya," ujar Azam penuh amarah.
Azam menyinggung fakta pahit bagaimana pejabat publik yang seharusnya mengemban amanah justru asyik bersekongkol dalam permainan kotor jual-beli jabatan. "Mereka ini, para pejabat yang seharusnya menjadi pelayan rakyat, malah menjual posisi dengan harga tertentu. Semuanya demi memuaskan hasrat partai dan kelompok, bukan untuk rakyat," ungkapnya.
Kritik kepada Prabowo: Jangan Lanjutkan Sandiwara yang Sama
Azam Khan juga menyampaikan kritik tajam kepada Presiden baru, Prabowo Subianto, yang baru saja dilantik untuk periode 2024-2029. Ia mengingatkan agar Prabowo tidak mengulang drama politik yang dimainkan oleh pendahulunya. "Jika Presiden yang baru ini masih mengikuti jejak lama, berpura-pura peduli saat kampanye tapi berubah setelah berkuasa, maka tak ada bedanya dengan pemimpin sebelumnya," seru Azam.
Azam memperingatkan bahwa rakyat sudah terlalu lama dikecewakan oleh politikus yang hanya memperlihatkan perhatian saat musim kampanye tiba. "Kita sudah muak melihat para pejabat hanya tersenyum manis saat musim kampanye, berpura-pura memperjuangkan nasib rakyat. Tapi begitu mereka duduk di kursi kekuasaan, mereka lupa siapa yang memberi mandat kepada mereka," kritik Azam dengan nada penuh kegeraman.
Ia menantang Prabowo agar benar-benar membawa perubahan, bukan sekadar melanjutkan drama panjang yang penuh kebohongan. "Jika kepemimpinan baru ini tidak berubah, rakyat sudah siap untuk melihat sandiwara berikutnya. Tetapi ingat, rakyat sedang mengawasi, dan Tuhan tidak pernah tidur," tegas Azam.
Titip Salam untuk Para Koruptor
Di akhir kritiknya, Azam Khan menutup dengan nada sinis yang mencerminkan keputusasaan rakyat terhadap kebohongan politik yang terus berulang. "Selamat berjuang dan beraksi, para koruptor. Kami rakyat hanya bisa mengucapkan salam, semoga harta yang kalian rampas membawa berkah bagi anak cucu kalian," ucapnya dengan pedih.
Kritik Azam Khan ini bukan hanya menjadi tamparan keras bagi para pejabat yang tergoda kekuasaan dan uang, tetapi juga menjadi pengingat bagi seluruh lapisan masyarakat bahwa perubahan tidak bisa diharapkan dari para pemain lama yang terus memutar episode drama yang sama. Di tengah situasi yang semakin tidak jelas arahnya, rakyat berharap agar kepemimpinan baru benar-benar membawa perubahan nyata, bukan sekadar episode lanjutan dari sandiwara politik yang penuh tipu daya.[™]
Posting Komentar