![]() |
HASTO DITAHAN KPK - Presiden kelima sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menghadiri sidang terbuka promosi doktor kajian strategik dan global untuk Hasto Kristiyanto di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Jumat (18/10/2024). Publik masih menunggu langkah apa yang akan diambil Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto resmi ditahan oleh KPK. |
GLOBE NASIONAL -Jakarta – Penahanan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghangatkan suhu politik nasional. Publik kini menanti langkah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri—apakah ia akan memenuhi janjinya mendatangi KPK seperti yang pernah ia utarakan, atau justru memilih strategi lain untuk merespons situasi ini?
Megawati sebelumnya pernah menegaskan bahwa dirinya tidak takut menghadapi KPK. Pernyataan ini kini diuji setelah orang kepercayaannya di partai resmi ditahan.
Hasto dan Jeratan Kasus Lama
Hasto ditahan pada Kamis (20/2/2025) setelah menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK. Ia dijerat dalam dua kasus sekaligus, yakni dugaan suap pengurusan Pergantian Antarwaktu (PAW) anggota DPR 2019–2024 serta dugaan perintangan penyidikan (obstruction of justice) dalam kasus yang lebih besar.
Namun, ada satu pertanyaan yang terus menggantung di ruang publik: Mengapa kasus yang sudah berumur enam tahun baru sekarang menyeret Hasto ke tahanan?
Sejumlah pengamat menilai bahwa momentum politik tak bisa dilepaskan dari kasus ini. Kritik pun bermunculan, salah satunya dari Azam Khan, aktivis sekaligus advokat yang menilai bahwa KPK tidak sepenuhnya bertindak netral.
"Kalau ini obstruction of justice, kenapa baru sekarang? Padahal kasusnya sudah enam tahun lalu. Jangan sampai hukum ini jadi alat politik," ujar Azam dalam pernyataannya.
Azam bahkan lebih jauh menilai bahwa PDIP sedang dihantam dari dalam, dengan Hasto sebagai sasaran pertama.
"Jokowi menghabisi PDIP. Jika PDIP diam, sama saja ditelanjangi di depan rakyat Indonesia bagai bebek lumpuh. Ini di level harga diri, Megawati diinjak-injak. Diam atau melawan ekstrem," tegasnya.
Praperadilan, Jalan Hasto Melawan
Meski telah ditahan, kubu Hasto tidak tinggal diam. Mereka memilih jalur praperadilan sebagai langkah perlawanan hukum.
Hasto sendiri membantah semua tuduhan dan menyebut bahwa KPK bertindak dengan pendekatan hukum yang tidak imparsial.
"Saya berharap hukum ditegakkan dengan seadil-adilnya. Demokrasi harus dijaga agar tidak dicederai oleh kepentingan politik tertentu," ujar Hasto sebelum masuk ke tahanan.
Langkah praperadilan ini memang bukan jaminan bahwa Hasto bisa lolos dari jeratan hukum, tetapi setidaknya bisa menguji apakah prosedur penetapan tersangka dan penahanannya sah secara hukum.
Menanti Sikap Megawati
Di tengah badai ini, publik kini menunggu sikap Megawati.
Akan kah ia benar-benar mendatangi KPK sebagai bentuk protes terhadap penahanan Hasto? Atau justru memilih strategi lain untuk menjaga stabilitas partai di tengah tahun politik?
Satu hal yang pasti: diam bukan pilihan.
Baik bagi Megawati maupun PDIP, respons terhadap kasus ini akan menjadi ujian besar. Sebab, jika tidak dikelola dengan baik, ini bisa menjadi bumerang politik yang memperlemah posisi partai menjelang Pemilu 2029.
Semua mata kini tertuju ke Teuku Umar. Megawati akan melawan atau membiarkan? Kita tunggu langkahnya.
Sumber : Tribunnews





Posting Komentar