![]() |
Arsip foto - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo. ANTARA/Nadia Putri Rahmani/pri |
“Ini bagian dari komitmen kami untuk terus berbenah menjadi organisasi yang bisa betul-betul adaptif menerima koreksi untuk bisa menjadi organisasi modern yang terus melakukan perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik,” ujarnya.
Polri Tidak Antikritik
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri, Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, menyatakan bahwa Polri merupakan institusi yang terbuka terhadap kritik dan masukan dari masyarakat. Ia mencontohkan bahwa Polri pernah menyediakan forum penyampaian kritik melalui seni, salah satunya stand-up comedy.
“Kami ada stand-up comedy. Bagaimana dengan segmen-segmen komunitas-komunitas itu bisa memberikan masukan melalui kritik,” ujarnya.
Menurut Trunoyudo, segala kritik yang disampaikan terhadap Polri menjadi bahan evaluasi bagi institusi kepolisian untuk terus melakukan perbaikan.
Sukatani Pernah Kritik Polri Lewat Lagu
Sebelumnya, Band Sukatani sempat viral karena lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar, yang dalam liriknya menyebutkan “bayar polisi”. Lagu tersebut mendapatkan perhatian luas hingga akhirnya mereka mengunggah permohonan maaf melalui akun Instagram resmi mereka, @sukatani.band, pada Kamis (20/2).
"Memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul Bayar Bayar Bayar, yang liriknya ‘bayar polisi’, yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial," kata gitaris Sukatani, Alectroguy, dalam unggahan tersebut.
Ia menjelaskan bahwa lagu tersebut sebenarnya diciptakan sebagai bentuk kritik terhadap oknum kepolisian yang melanggar aturan, bukan kepada institusi Polri secara keseluruhan.
(Sumber: ANTARA)
Posting Komentar