no fucking license
Bookmark

Prabowo Terpilih, Jokowi Aman? Azam Khan: "Rakyat Harus Bisa Mengadili!"

Azam Khan -Presiden Prabowo mengatakan bahwa keberadaannya saat ini didukung oleh partai dan tak terlepas dari bantuan Presiden ke-7 RI Joko Widodo
GLOBE NASIONAL -Jakarta, 16 Februari 2025 – Pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam perayaan ulang tahun ke-17 Partai Gerindra benar-benar mengejutkan publik.

Di hadapan para kader dan tamu undangan, Prabowo tak ragu menyatakan bahwa dirinya menjadi Presiden berkat bantuan Joko Widodo, Presiden RI ke-7.

"Kurang semangat lagi, hidup Jokowi!" seru Prabowo dengan nada lantang, disambut tepuk tangan riuh.

Sontak, pernyataan ini menimbulkan kegemparan.

Prabowo, yang selama bertahun-tahun dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap rezim Jokowi, kini justru terang-terangan mengucapkan terima kasih kepada orang yang selama ini dituding sebagai dalang kebijakan kontroversial di negeri ini.

Banyak yang bertanya-tanya: Apakah ini bentuk kompromi politik? Ataukah benar Prabowo telah menjual kehormatannya demi kepentingan pribadi?

Advokat dan Ketua Umum Kontra'sm ( Komisi Perlindungan Hukum dan Hak Hak Rakyat), Azam Khan, langsung angkat bicara.

Ia menegaskan bahwa Jokowi seharusnya diadili, bukan justru dipuja-puji seperti pahlawan.

"Rakyat ini bukan buta! Bukan tuli! Bukan bodoh!" tegas Azam saat ditemui di Jakarta.

Menurutnya, Jokowi telah melakukan begitu banyak kebohongan. Bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di mata internasional.

"Bohongnya terang-terangan! Bukan satu-dua kali! Kalau kita hitung, banyak sekali kebohongan yang dia bangun selama dua periode kepemimpinannya!" ungkapnya.

Azam juga menyebut bahwa ada sebagian rakyat yang berkeinginan untuk mengadili Jokowi beserta keluarganya.

"Pertanyaannya sekarang, masih bisakah rakyat mengadili Jokowi? Atau kekuasaannya sudah mengunci semua celah?" tantangnya.

Kekecewaan publik terhadap Prabowo Subianto semakin memuncak.

Bagaimana tidak? Dulu, rakyat bangga melihat Prabowo naik dari bintang satu ke bintang tiga sebagai jenderal yang penuh perlawanan. Tapi apa yang terjadi setelahnya?

"Bintang empatnya Prabowo itu hadiah Jokowi!" ujar Azam dengan nada tajam.

Ia menjelaskan bahwa dulu, Prabowo tersandung kasus HAM. Perlawanan terhadapnya begitu sengit. Tapi dengan kekuasaan Jokowi, semua seakan-akan beres dalam sekejap. Prabowo pun mendapatkan bintang empat.

"Dari sini kita harus berpikir! Prabowo dulu lawan Jokowi! Sekarang dia justru jadi pelindungnya!" ungkap Azam.

Apakah ini harga yang harus dibayar demi sebuah bintang?

Dalam pidatonya di HUT Gerindra, Prabowo blak-blakan menyebut bahwa dirinya terpilih karena Jokowi.

"Terima kasih Jokowi! Saya terpilih karena Jokowi!" ucapnya di hadapan seluruh kader dan pendukung Gerindra.

Azam tak bisa menutupi keterkejutannya.

"Prabowo sudah menjual kehormatannya! Demi bintang, demi jabatan, demi mengamankan Jokowi sekeluarga!" serunya.

Bagi Azam, ini bukan sekadar pidato, tetapi bentuk penghianatan terhadap rakyat.

"Undang-Undang sudah jelas! Presiden dan wakil presiden dipilih rakyat, bukan oleh satu orang! Bukan oleh Jokowi!" tegasnya.


Masih Bisakah Rakyat Mengadili Jokowi?

Pertanyaan besarnya sekarang adalah:

Apakah rakyat masih bisa mengadili Jokowi?

Ataukah segala skenario telah dimainkan untuk memastikan Jokowi dan keluarganya tetap aman?

Azam mengingatkan bahwa tidak ada yang kebal hukum.

"Jokowi ini bukan raja! Bukan penguasa absolut! Dia harus bertanggung jawab atas kebijakan dan tindakannya selama dua periode!" ujarnya.

Sekarang, giliran rakyat yang menentukan.

Apakah akan diam? Atau akan menuntut keadilan yang sesungguhnya?

Posting Komentar

Posting Komentar