no fucking license
Bookmark

Setetes Darah, Sejuta Harapan: Lapas Banyuwangi Gelar Aksi Donor

Wujud Kepedulian Sosial, Lapas Banyuwangi Gelar Donor Darah
GLOBE NASIONAL -BANYUWANGI – Jarum suntik menembus kulit dengan lembut, mengalirkan darah yang tak hanya bernilai medis, tetapi juga sarat makna kemanusiaan. Jumat (14/2), pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi kembali berpartisipasi dalam aksi donor darah, menunjukkan bahwa kepedulian sosial bukan sekadar kata, tetapi tindakan nyata.

Bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banyuwangi, kegiatan ini menjadi bagian dari program rutin Lapas dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, menegaskan bahwa aksi ini lebih dari sekadar seremonial.

"Setiap tetes darah yang kita sumbangkan bisa menjadi harapan bagi mereka yang sedang berjuang untuk hidup. Ini adalah wujud kepedulian yang nyata," ujarnya.

Semangat Berbagi di Balik Angka

Donor darah merupakan bagian dari program rutin Lapas Banyuwangi sebagai tindak lanjut kerjasama yang telah terjalin antara Lapas dan PMI Kabupaten Banyuwangi
Dari 53 pegawai yang mendaftar, hanya 26 kantong darah yang berhasil dikumpulkan. Beberapa peserta terpaksa batal mendonorkan darah karena faktor medis, seperti kadar hemoglobin rendah atau konsumsi obat-obatan.

Namun, angka bukanlah segalanya. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa kepedulian tidak mengenal batas tempat dan profesi. Di balik jeruji, masih ada tangan-tangan yang siap berbagi, bahkan dengan sesuatu yang paling berharga—darah mereka sendiri.

Inspirasi untuk Terus Memberi

Kepedulian sosial bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk pegawai Lapas
Mukaffi berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam aksi kemanusiaan.

"Donor darah bukan hanya membantu mereka yang sakit, tetapi juga mencerminkan rasa kemanusiaan kita. Kepedulian adalah hal kecil yang berdampak besar," tambahnya.

Lapas Banyuwangi membuktikan bahwa di balik tembok tinggi dan aturan ketat, masih ada ruang untuk empati. Sebab, setetes darah yang mengalir hari ini bisa menjadi harapan baru bagi mereka yang tengah berjuang esok hari.



Posting Komentar

Posting Komentar