no fucking license
Bookmark

Tekan Angka Residivis, Lapas Banyuwangi Perpanjang Rehabilitasi Sosial untuk Warga Binaan

Kesepakatan itu ditegaskan dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, dan Ketua Yayasan Gennesa, Tutik Handayani, Rabu (19/2).
GLOBE NASIONAL - BANYUWANGI – Bagi banyak narapidana kasus narkoba, keluar dari jeruji besi tak selalu berarti bebas. Tanpa bekal mental dan keterampilan, godaan untuk kembali ke jalan lama begitu besar. Inilah yang mendorong Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi memperpanjang kerja sama dengan Yayasan Gendhog Nemu Sariro (Gennesa) dalam program rehabilitasi sosial.

Kesepakatan itu ditegaskan dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, dan Ketua Yayasan Gennesa, Tutik Handayani, Rabu (19/2).

“Program ini bukan sekadar formalitas. Kami ingin memastikan warga binaan yang pernah tersandung narkoba bisa keluar dari lingkaran setan itu. Harapan kami, angka residivis menurun,” kata Mukaffi.

Harapan Baru di Balik Jeruji

Rehabilitasi sosial yang digagas mencakup konseling, pelatihan keterampilan, serta pendampingan mental dan spiritual. Program ini dirancang agar para warga binaan memiliki pijakan kuat saat kembali ke masyarakat.

“Tanpa mental yang siap dan keterampilan yang cukup, mereka akan kesulitan bertahan di luar sana. Ini yang ingin kami cegah,” tambah Mukaffi.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam proses pembinaan. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan dari Yayasan Gennesa sangat berarti agar pembinaan lebih holistik,” ujarnya.

Agar Tak Kembali ke Jalan Kelam

Ketua Yayasan Gennesa, Tutik Handayani, menegaskan komitmennya dalam mendampingi warga binaan agar tidak kembali terjerat kesalahan yang sama.

“Kami ingin mereka punya kesempatan kedua. Mereka perlu didampingi agar benar-benar bisa meninggalkan masa lalu,” katanya.

Program ini telah membantu banyak warga binaan menemukan jalan baru. Salah satunya, sebut saja Rudi, yang dulu terjerumus narkoba dan berkali-kali keluar masuk penjara. Setelah mengikuti rehabilitasi sosial, kini ia bekerja di sebuah bengkel dan mulai membangun kembali hidupnya.

“Kami ingin lebih banyak lagi cerita seperti ini,” Tutik menambahkan.

Melalui perpanjangan kerja sama ini, diharapkan semakin banyak warga binaan yang mendapatkan harapan baru—bukan sekadar bebas dari penjara, tapi juga dari jerat masa lalu.

Posting Komentar

Posting Komentar