"Perusahaan besar seperti Pertamina tentu memerlukan perbaikan menyeluruh. Kami akan lakukan review total untuk mengetahui langkah-langkah apa yang perlu kami ambil ke depan. Kami juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti SKK Migas dan Kementerian ESDM, untuk mencari solusi terbaik," ujar Erick Thohir saat diwawancarai di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu.
Erick menegaskan, bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, ia berkomitmen untuk melakukan pemetaan dan menemukan cara agar Pertamina lebih efisien dalam menjalankan bisnisnya. Menurutnya, beberapa struktur di dalam Pertamina seperti holding dan subholding akan diperiksa, dan kemungkinan ada penggabungan perusahaan jika diperlukan untuk mengurangi pertukaran penjualan antar unit bisnis.
"Kami akan memastikan perusahaan-perusahaan ini bekerja lebih efisien. Jika perlu, kita akan lakukan merger agar tidak ada tumpang tindih antara Kilang dan Patra Niaga. Ini semua bagian dari upaya kami untuk terus memperbaiki tata kelola yang ada," tambahnya.
Erick juga menegaskan komitmen Kementerian BUMN untuk selalu menghormati proses hukum dan mendukung penuh Kejaksaan Agung dalam pemberantasan korupsi di berbagai sektor, termasuk perusahaan BUMN.
"Kami sangat mendukung upaya Kejaksaan Agung dalam memberantas kasus korupsi. Kami telah bekerja sama sejak lama, seperti dalam kasus PT Asabri dan Jiwasraya, dan kami akan terus melakukannya," ujar Erick.
Terkait dengan penggantian Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Erick mengatakan bahwa keputusan tersebut belum dibahas lebih lanjut. Dia menambahkan bahwa pembicaraan mengenai hal ini akan dilakukan bersama Komisaris Utama.
"Untuk pengganti Dirut, kami akan berdiskusi lebih lanjut dengan Komisaris Utama. Semua akan kami putuskan secara hati-hati," pungkasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Erick Thohir berharap agar Pertamina dapat kembali beroperasi dengan tata kelola yang lebih baik dan bebas dari praktik korupsi yang merugikan negara.
Posting Komentar