no fucking license
Bookmark

Negeri yang Tenggelam: Alam Muak, Korupsi Merajalela

GLOBE-OPINI – Jakarta -Negeri yang Tenggelam: Alam Muak, Korupsi Merajalela (9/3)

Ditulis oleh Azam Khan, Advokat & Ketum Kontra’SM

Masih ingatkah dalam tabung ingatan dan lempengan memori otak kita bahwa negeri ini pernah dijuluki "zamrud khatulistiwa"—tanah yang subur, air yang melimpah, hutan yang rimbun, dan gunung yang kokoh? Tapi lihatlah hari ini! Indonesia bukan lagi negeri zamrud, melainkan negeri yang tercekik asap korupsi, terendam banjir kerakusan, dan tersapu longsor ketamakan.

Alam sudah muak! Hujan turun deras, Jakarta tenggelam, rumah-rumah hanyut, jalan-jalan berubah jadi sungai, orang-orang berlarian menyelamatkan diri. Tapi benarkah ini sekadar bencana alam? Atau ini justru alarm dari semesta bahwa negara ini telah dikelola dengan tangan-tangan kotor, penuh dosa, penuh kebusukan?

Pertanyaan besarnya adalah sebusuk apa moral para penguasa negeri ini sampai-sampai alam pun ikut murka? Sejahat apa kepemimpinan yang hanya berpikir soal kelompoknya sendiri, sibuk mengamankan asetnya, menumpuk kekayaannya, membangun dinasti keluarganya—sementara rakyatnya dibiarkan tenggelam dalam banjir dan kehancuran?

Lihatlah Jakarta hari ini. Banjir? Sudah biasa! Setiap tahun tenggelam, setiap tahun proyek-proyek drainase dikorupsi, setiap tahun rakyat hanya disodorkan janji manis. Hutan digunduli, sungai dicemari, tanah dieksploitasi, tambang rakus merajalela. Negeri ini bukan hanya dihancurkan oleh bencana alam—tetapi oleh bencana moral, oleh mental maling, oleh kerakusan yang menjalar ke semua lini kekuasaan.

Dan mereka? Duduk di kursi empuk, berbicara soal investasi, soal pertumbuhan ekonomi, soal proyek-proyek mercusuar yang katanya demi rakyat. Tapi siapa yang mereka selamatkan? Rakyat yang tergenang air setinggi pinggang? Atau kelompok mereka sendiri yang tinggal di perumahan elite dengan akses khusus ke jalur evakuasi?

Mereka sibuk berpikir bagaimana mempertahankan jabatan, bagaimana menumpuk keuntungan, bagaimana memastikan triliunan uang negara tetap mengalir ke kantong mereka. Negeri ini? Biarkan saja porak-poranda. Banjir datang, longsor menghantam, rakyat menangis, tapi mereka tetap berpesta di gedung-gedung megah yang tak pernah kebanjiran.

Maka jangan salahkan alam ketika ia akhirnya murka. Jangan bertanya "kenapa negeri ini selalu dilanda bencana?" karena jawabannya ada di tangan-tangan yang mengatur negeri ini—tangan-tangan yang kotor, busuk, rakus, dan tega mengorbankan rakyat demi perut dan kantong mereka sendiri.

Bukan hanya banjir yang akan menenggelamkan negeri ini, tapi juga dosa-dosa penguasanya!

Posting Komentar

Posting Komentar