“Negara ini butuh ketegasan. Bukan kibulan kekuasaan. Hukum harus tegak, dan jangan dikhianati oleh akal-akal bulus,” tegas Azam saat diwawancarai, Jumat (18/4/2025).
Azam menyinggung soal kontroversi ijazah Presiden ke-7, Joko Widodo, yang menurutnya hingga kini masih menyisakan tanda tanya besar di kalangan akademisi, termasuk sejumlah guru besar. Ia menyebut, isu tersebut bukan hanya persoalan hukum, tapi juga menyangkut martabat bangsa di mata dunia.
Tak hanya itu, Azam juga menyoroti manuver elite politik yang menurutnya memperlihatkan indikasi adanya “matahari kembar” dalam kekuasaan.
“Ketika Prabowo keluar negeri, semua menteri malah sowan ke Solo. Apa artinya itu? Jangan sampai kekuasaan ini dikendalikan oleh bayang-bayang masa lalu,” tegasnya.
Azam juga menyatakan, jika tak ada evaluasi dalam satu semester pemerintahan, stabilitas hukum dan ekonomi bisa ikut terganggu. Ia mendorong reshuffle kabinet segera dilakukan, khususnya bagi pejabat yang dinilai masih terikat pada kepentingan lama.
“Kalau Pak Prabowo tidak segera bersikap, maka duri-duri kecil ini akan menjadi ancaman besar bagi pemerintahan beliau ke depan,” tutup Azam. [***]
Posting Komentar