Perayaan ini bukan sekadar seremoni ulang tahun, melainkan momentum reflektif dan kolaboratif yang memperlihatkan wajah sekolah masa kini yang inklusif, membumi, namun tetap berorientasi masa depan.
Plt. Kepala Sekolah Setyo Purwoko, S.Pd., menekankan bahwa peringatan ini menjadi sarana menguatkan peran sekolah sebagai pusat pembentukan karakter. “Kita tak hanya bicara nilai akademis, tapi bagaimana siswa belajar menjadi pribadi utuh yang bermanfaat di masyarakat,” tuturnya.
Salah satu yang menarik adalah kegiatan santunan kepada siswa yatim piatu sebelum acara utama dimulai. Langkah kecil, namun sarat makna kemanusiaan dan pendidikan moral yang melekat kuat dalam tema besar pendidikan karakter.
Ketua Komite Sekolah, Drs. Supriyono, turut menyatakan kebanggaannya atas arah pendidikan yang ditempuh SMPN 2 Purwoharjo. “Sekolah ini tidak hanya mendidik, tapi juga membentuk. Dan itu modal besar menghadapi era perubahan hari ini,” ucapnya.
Acara dies natalis juga diwarnai dengan penampilan seni, pameran karya siswa, dan lomba-lomba edukatif, menjadi ajang pembuktian bahwa kreativitas tak hanya milik kota besar.
SMPN 2 Purwoharjo mungkin sekolah di daerah, tapi semangat dan inovasinya layak ditiru oleh institusi pendidikan lain. Di tengah gemuruh dunia digital dan tantangan global, sekolah ini memberi pesan sederhana namun kuat: pendidikan bukan hanya soal nilai, tapi tentang nilai-nilai.
[KONTRIBUTOR, iKSN]
Posting Komentar