no fucking license
Bookmark

Dari Laut Masalembu ke Meja Penyidik: Kisah Drum Misterius Berisi Sabu-Sabu yang Menggemparkan

 

Foto: TNI, Polri, dan BNN Kabupaten Sumenep menggelar konferensi pers terkait penemuan drum berisi sabu-sabu di wilayah perairan Masalembu. Barang bukti yang dibungkus dalam karung beras itu kini diamankan di Kodim 0827/Sumenep. Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan jalur laut sebagai modus penyelundupan narkotika dalam jumlah besar
SUMENEP – Laut Masalembu kembali berbicara. Bukan lewat ombak atau badai, tapi melalui sebuah drum misterius yang mengapung tenang di antara hembusan angin timur. Di dalamnya, bukan bahan bakar atau limbah nelayan, melainkan narkotika jenis sabu-sabu yang kelak menggiring aparat dari garis pantai hingga ke ruang laboratorium BNN.

Penemuan ini bukan cerita intelijen tinggi atau operasi senyap ala film laga. Semua bermula dari empat nelayan lokal: Sirat, Naim, Fadil, dan Mastur. Pada pagi 28 Mei 2025, sekira pukul 08.00 WIB, di perairan barat daya ±4 mil dari pulau, mereka menemukan sebuah drum terapung—diam, tapi mencurigakan.

“Begitu melihat drum itu, kami langsung angkat ke perahu dan bawa ke pantai,” kata Sirat, yang hari itu tak menyangka akan jadi ujung tombak pengungkapan peredaran narkotika antarwilayah.

Drum dibiarkan di pesisir Ambulung, Desa Sukajeruk. Sehari berlalu, lalu laporan resmi meluncur ke Koramil 0827-22/Masalembu. Serka Yohanes, Serda Bambang, dan Koptu M. Yunus bergerak cepat. Laporan ke Polsek pun segera menyusul. Hari itu juga, petugas gabungan mendatangi lokasi, mengamankan drum, dan mencium potensi barang haram di dalamnya.

Pada 30 Mei 2025, dalam konferensi pers di Makodim 0827/Sumenep, Dandim Letkol Inf Yoyok Wahyudi mengungkap bahwa barang yang ditemukan adalah narkotika jenis sabu-sabu. Pemeriksaan oleh BNN Jatim menggunakan alat Thermo Scientific menegaskan: drum itu membawa amphetamine—senyawa yang bisa melumpuhkan masa depan generasi.

“Langkah cepat para nelayan dan respons aparat menjadi kunci utama pengungkapan ini,” tegas Letkol Yoyok, di hadapan awak media dan perwakilan BNN Provinsi.

Zamrud Khan, Direktur Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Obat Terlarang (P2Not), turut memberikan pernyataan. Ia menyebut bahwa kejadian ini membuktikan sinergi warga dan aparat dalam perang melawan narkotika.

“Laporan dari nelayan Masalembu langsung ditindaklanjuti oleh Koramil dan Polsek. Ini contoh bagus tentang respons cepat dari akar rumput,” ujar Zamrud Khan dalam keterangan yang diterima redaksi, sabtu 31 mei 2025.

Kisah dramatis ini tak berakhir di pantai. Setelah diangkut ke kapal latih Bung Tomo, barang bukti dikawal ketat menuju Pelabuhan Kalianget. BNN Provinsi, Polres, dan Dandim bahu-membahu memastikan prosedur hukum berjalan tanpa celah. Akhirnya, sabu-sabu yang ditemukan rakyat kecil kini ditangani oleh institusi besar demi penyelidikan lanjutan di Polda Jatim.

“Ini bukan hanya soal sabu dalam drum,” ujar seorang anggota tim BNN. “Ini soal nyawa yang terselamatkan dari reruntuhan kecanduan.”

Dalam rilis resminya, Dandim 0827/Sumenep menyampaikan penghargaan tinggi kepada warga yang berani melapor, serta sinergi seluruh elemen: TNI, Polri, dan BNN. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan melaporkan aktivitas mencurigakan.

“Jangan biarkan laut kita jadi jalur mafia narkotika,” tegas Dandim.

Drum itu mungkin tak bersuara. Tapi keberadaannya menyalakan alarm bahaya yang menggetarkan dari Masalembu hingga pusat komando. Dan seperti pepatah bijak dari nelayan: "laut tidak pernah berbohong." Kali ini, ia menyampaikan pesan keras: narkotika tidak punya tempat di republik ini. [P2Not]


Posting Komentar

Posting Komentar