![]() |
Azam Khan, advokat dan pemerhati isu strategis nasional, yang menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi serangan siber (cyber attack) |
“Bali bukan hanya ikon wisata Indonesia, tapi juga pusat aktivitas ekonomi yang melibatkan jaringan internet, transaksi digital, dan infrastruktur siber. Jika mati listrik dua hari, semua layanan online mati, termasuk perbankan, transaksi di Indomaret, Alfamart, dan merchant elektronik lainnya. Ini bukan hal sepele,” ujarnya.
Azam juga menyoroti kemungkinan adanya pihak asing yang mengambil keuntungan dari kondisi lumpuhnya sistem elektronik, baik dari sisi komersial maupun informasi digital. Ia meminta agar aparat penegak hukum dan lembaga intelijen segera turun tangan menyelidiki.
"Harus ada audit digital forensik. Tim cyber Mabes Polri, TNI AD, BIN, bahkan BSSN harus ikut menelusuri. Jangan-jangan ini ulah cyber internasional yang sedang merampok kita secara ekonomi,” tambahnya.
Gangguan listrik bukan hanya mematikan lampu, tapi juga membuka kerentanan nasional yang besar jika dikaitkan dengan sistem transaksi dan komunikasi digital. Azam menekankan bahwa negara tak boleh lengah terhadap potensi ancaman dunia maya yang bisa menyusup di balik infrastruktur kelistrikan.
“Ini bukan soal untung-rugi kecil penjual makanan di Madura. Ini soal kerentanan strategis yang bisa dimanfaatkan oleh pihak luar. Jangan anggap enteng,” tegasnya.
Pernyataan ini menjadi peringatan dini agar seluruh pemangku kebijakan serius menanggapi gangguan sistemik yang berdampak luas. Pemerintah diminta untuk tidak hanya mencari solusi teknis, tapi juga mengusut secara digital dan geopolitik. [**]
Posting Komentar