no fucking license
Bookmark

"TIRAKAT"






MEDIA GLOBE-UNEG UNEG REDAKSI- "Semakin banyak yang kau ambil, semakin sedikit yang kau dapat." Begitu kalimat terakhir yang terucap dari Master Oogway sebelum sahabat yang berbalik memusuhinya, Kai, menyerap chi miliknya dan menjadikan jasadnya sebagai bandul kunci.

Ketika orang paling sakti yang menjadi harapan semesta untuk menegakkan keadilan telah kalah dan hanya berakhir menjadi bandul kunci, maka dunia kehilangan harapan untuk tibanya kebangkitan. Tapi tenang pemirsa, Master Oogway adalah seorang sufi bijak bestari yang diberi kemampuan oleh Tuhan untuk melihat kilasan masa depan. Dia sudah tahu bahwa kelak, sahabat terbaiknya Kai akan berbalik memusuhinya demi memuaskan ambisinya menguasai dunia persilatan. Maka dari itu, sang Master sudah menyiapkan sosok pahlawan yang kelak akan menjadi harapan dunia meruntuhkan kebengisan dan keserakahan Kai. Dia adalah Po, Sang Pendekar Naga.

Jika kita terbiasa menilai seuatu dari penampilan, secara fisik, maka Po jelas mendekati mustahil untuk diharapkan. Jangankan mengalahkan Kai, bahkan menggantikan Master Shivu mengajar kelima temannya yang sudah pendekar pun Po gagal. Tapi demikianlah tangan takdir. Ia selalu bergerak sesuai ketentuan Sang Pencipta, bukan berdasar angan-angan manusia. Semustahil apa pun segala kemungkinan, Po ternyata mampu menjalani garis takdirnya sesuai ramalan masa depan yang sudah diperlihatkan kepada Master Oogway, mengalahkan dajjal bernama Kai.

Lalu bagaimana dengan negeri kita yang konon sudah kehilangan harapan ini? Master Shivu dan Master Oogwaynya bukan hanya bertukar posisi, bahkan sibuk mengakuisisi posisi satu sama lain. Apakah Po di negeri seribu satu kekacauan ini akan bisa memenuhi takdirnya merobohkan ambisi Kai? Siapakah Po di antara 265 juta manusia penghuni negeri ini?

Jangan lupa, Po menang tidak sendirian. Ia dibantu oleh Tigres dan seluruh penduduk kampung panda yang dipimpin oleh ayah kandungnya, Li Shan. Mereka semua bersama-sama menyatukan tekad, menekan nafsu, melakukan tirakat, demi satu cita-cita; membantu Po memenuhi takdirnya.

Maka semestinya penduduk negeri ini tidak boleh berputus asa. Harapan itu masih ada. Po sedang sibuk melatih kemampuannya. Siang malam tak tidur. Dia tak mungkin sendirian melawan tangan besi Kai. Seluruh rakyat harus bersatu membantunya menyelamatkan negeri ini. Mata satu sudah hampir mencengkeram negeri ini. Jika Po tak segera berhasil menemukan chi-nya, lalu ia gagal memenuhi takdirnya, maka seluruh penduduk negeri ini akan larut dalam nestapa yang berkepanjangan. Berabad-abad lamanya. (Kang Juli Ailepyu)