no fucking license
Bookmark

Dua Wanita Tua Pemecah Batu Koral di Pinggir Sungai Kali Setail Banyuwangi



GLOBE-Pekerjaan yang dilakukan Mbah  sinem (80)  juga Mak Siti  (55) lazimnya dilakukan kaum laki- laki. Tapi, tuntutan hidup mengharuskan dua wanita tua itu, menghabiskan kehidupannya di pinggir sungai stail / kali stail. Tubuh keduanya, kelihatan ringkih berbalut pakaian lusuh terutama mbak Sinem kerja dengan kerudung

GLOBE-Pekerjaan yang dilakukan Mbah  sinem (80)  juga Mak Siti  (55) lazimnya dilakukan kaum laki- laki. Tapi, tuntutan hidup mengharuskan dua wanita tua itu, menghabiskan kehidupannya di pinggir sungai stail / kali stail. Tubuh keduanya, kelihatan ringkih berbalut pakaian lusuh terutama mbak Sinem kerja dengan kerudung hitam.

Mereka beli batu kecil dari bekas ayahan pasir kepada pencari pasir yang ada di sungai dengan harga Rp.5.000; per arco, lalu oleh kedua wanita itu di pecahi untuk dijadikan koral dijual per gerobak bak mobil col t  seharga Rp.250.000. Dan mereka mengumpulkan batu koral mencapai satu bak pick cup colt lamanya sekitar dua Minggu

"Dengan modalkan palu dan kolong untuk pemukul batu kerikil jadi batu koral  dari pada di rumah mas" ungkap mbah sinem.

Sedangkan  Yudi (23) mencari pasir dalam satu hari bisa mengangkut satu bak mobil col T. Di jual dengan harga Rp.180.000; sampai tempat.


Kerja keras kedua wanita tua itu memang tak sebanding dengan tenaganya yang sudah berumur atau udur

Saat media Globe melakukan ekspedisi hulu sungai kali stail, Minggu (12/05/2019), di Desa Stail, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Mbah sinem itu sosok pertama kami sapa. Ada kesan ragu-ragu di wajahnya, saat media Globe menyapanya. Bermodalkan palu dan kolong untuk pemukul batu dan koral. ( JP )

Posting Komentar

Posting Komentar