Padang Bulan, Kecamatan Singojuruh: Mengungkap Fenomena Bisnis Lendir yang Masih Marak

 

Lokasi Penjemuran Gabah

MEDIAGLOBENASIONAL.CON - Banyuwangi, Senin, 30 Oktober 2023 - Di tengah gemuruh alam pedesaan Kabupaten Banyuwangi, terdengarlah keluh kesah petani yang tidak kunjung reda. Mahalnya harga gabah/padi yang melambung tinggi turut diiringi oleh harga pupuk non-subsidi yang terus meroket. Petani-petani yang selama ini bergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian utama mereka terpaksa harus menanggung beban perekonomian yang semakin berat.

Dalam pertemuan di Desa Bunder, Kecamatan Kabat, seorang petani dengan penuh kekecewaan mengungkapkan situasi yang sulit dihadapinya. "Sekarang, harga gabah mencapai 6,9 ribu hingga 7,1 ribu per kilogramnya. Namun, hal ini tidak memberikan kelegaan sedikit pun, karena harga pupuk non-subsidi yang mencapai 450 ribu per 50 kilogramnya, tiga kali lipat lebih mahal daripada pupuk subsidi," keluhnya dengan nada putus asa.

Namun, di tengah keluh kesah yang melanda, seorang petani yang juga berada di Desa Bunder, yang kami kenal dengan inisial SM, memberikan pandangan yang berbeda. Menurutnya, masalah ini bukan semata-mata kesalahan pemerintah, melainkan juga disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan kecermatan petani dalam mengurus kartu petani yang mereka butuhkan. "Petani harus aktif mengurus kartu petani mereka saat mereka membutuhkannya, agar proses pengajuan mendapatkan pupuk subsidi dapat berjalan dengan lancar," tegasnya.

Namun, SM juga mengungkapkan bahwa mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Proses pengajuan membutuhkan evaluasi dari petugas dan harus diajukan ke pusat kementerian yang berwenang. Kemudian, pemohon harus menunggu keputusan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku. "Ini bukanlah kesalahan pemerintah, melainkan keterbatasan dalam sistem yang harus diikuti oleh petani," tambahnya.

Baca juga: Analisis Pengusaha Pabrik Penggilingan Padi Desa Gendoh

Sementara seorang Pengusaha pabrik penggilingan padi di Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, yang dikenal dengan inisial RI, memberikan pandangan yang menarik mengenai tren harga padi yang melambung tinggi saat ini. Dalam analisisnya, RI memprediksi bahwa harga padi yang mencapai 7 ribu per kilogram saat ini akan mengalami penurunan dalam waktu dekat.

Menurut RI, penurunan harga padi ini disebabkan oleh membludaknya panen yang sedang berlangsung. Dalam beberapa minggu ke depan, diprediksi akan terjadi peningkatan produksi padi yang signifikan. Dalam situasi ini, persediaan padi akan melimpah dan menyebabkan terjadinya penurunan harga.

"Dalam seminggu depan, saya memperkirakan harga padi akan merosot turun karena membanjirnya bahan padi di pasaran. Kita akan melihat penurunan harga yang cukup signifikan," jelas RI dengan rasa santai.

Namun, RI juga mengingatkan bahwa penurunan harga padi tidak akan terjadi secara drastis dalam waktu yang singkat. "Tapi mulai agak turun sudah, mungkin tidak sampai 2 minggu keadaan sudah turun harga padi ini," tambahnya.

Pandangan RI memberikan harapan bagi petani dan konsumen bahwa ada kemungkinan penurunan harga padi yang dapat meringankan beban ekonomi mereka. Namun, tetap perlu diingat bahwa fluktuasi harga padi dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk permintaan dan penawaran pasar, cuaca, serta kebijakan pemerintah terkait pertanian.

Dalam menghadapi situasi ini, petani dan pelaku usaha di sektor pertanian perlu memperhatikan perkembangan pasar dengan cermat dan bijaksana. Begitu pula dengan pemerintah, yang perlu memastikan adanya kebijakan yang mendukung stabilitas pasar dan kesejahteraan petani.

Kita akan terus memonitor perkembangan harga padi di Banyuwangi dan melihat apakah prediksi RI akan terbukti. Semoga, penurunan harga padi dapat membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai pertanian di Kabupaten Banyuwangi.

Penulis: HM
Tanggal Publikasi: 31 Oktober 2023

Related Posts