no fucking license
Bookmark

"Azam Khan, Advokat: KPU Harus Buat Aturan Baru untuk Mencegah Pidato Kemenangan di Tengah Quick Count , Menghindari Ketegangan Sosial"


Foto :Azam Khan & Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) bersama dengan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka usai memberikan pidato kemenangan di tengah quick count di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Dalam pidatonya Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bersyukur dengan hasil hitung cepat atau quick count Pemilu 2024 dari berbagai lembaga survei yang menunjukkan pasangan nomor urut 2 tersebut menang satu putaran.

Jakarta - Media Globe Nasional - 15 Februari 2024 -Azam Khan, seorang advokat terkemuka, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pidato kemenangan yang disampaikan oleh Prabowo dan Gibran di Istora Senayan, Jakarta, Rabo (14/02), meskipun pengumuman resmi hasil pemilihan masih menunggu 25 hari ke depan. Khan menekankan bahwa pada saat ini, perkiraan hasil Quick Count (QUIKON) hanyalah sebatas perkiraan, bukan kepastian. Belum adanya pengumuman resmi dapat menciptakan ketegangan sosial.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Azam Khan, ia menyatakan, "Saya terkejut melihat pidato Prabowo dan Gibran yang terdengar seperti pidato kemenangan, padahal belum ada pengumuman resmi. Hal ini hanya sebatas perkiraan pada saat ini, bukan kepastian." Khan juga mengusulkan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuat aturan baru untuk menghindari pidato kemenangan di tengah QUIKON.

Khan mencontohkan situasi ketika QUIKON baru mencapai 50%, dan ternyata Prabowo hanya memperoleh 50,50% suara. Hal ini berarti akan ada dua putaran pemilihan, namun pidato kemenangan Prabowo dapat menciptakan kesan bahwa dia telah memenangkan pemilihan. Ribuan orang yang menyaksikan pidato tersebut dapat merasa yakin bahwa Prabowo telah berhasil. Namun, keputusan resmi KPU mengatakan bahwa ada dua putaran, menciptakan ketegangan sosial baru akibat perbedaan antara pidato kontestan dan keputusan resmi KPU.

Khan menegaskan, "KPU perlu membuat aturan yang jelas bahwa kontestan tidak boleh melakukan pidato kemenangan di tengah QUIKON. Dengan cara ini, dapat dihindari kebingungan dan ketegangan sosial akibat perbedaan antara pidato kontestan dengan keputusan resmi KPU." Dia menekankan pentingnya aturan ini ditulis dengan bahasa yang menarik agar lebih mudah dipahami dan menarik perhatian kontestan dan masyarakat.

Selain itu, Khan juga mendorong KPU untuk mengkomunikasikan aturan ini secara terbuka kepada semua kontestan, sehingga mereka memiliki pemahaman yang sama tentang larangan ini. Melibatkan ahli hukum, politikus, dan masyarakat umum dalam merancang aturan baru ini dapat memberikan masukan yang berharga, sehingga aturan yang dihasilkan lebih efektif dalam mencegah kejadian yang dapat menyebabkan ketegangan sosial.

Dalam mengutip pendapatnya, Azam Khan mengatakan, "Tujuannya adalah menciptakan proses yang adil dan tertib, serta mengurangi potensi konflik sosial yang bisa timbul dari perbedaan pendapat."

Dengan pengambilan langkah-langkah ini, Khan berharap KPU dapat mencegah terjadinya ketegangan sosial yang tidak diinginkan dan menjaga integritas serta keadilan dalam proses pemilihan. Aturan yang jelas dan disampaikan secara terbuka kepada semua kontestan akan membantu menciptakan pemahaman yang konsisten dan mengurangi potensi konflik sosial. (*)
Posting Komentar

Posting Komentar