JAKARTA - MEDIAGLOBENASIONAL.COM -Betapa menyedihkannya melihat seorang pemimpin yang dipilih untuk menjaga integritas pemilu malah terlibat dalam skandal asusila yang memalukan. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asyari, dipecat akibat tindakan asusila yang merusak martabat bangsa dan institusi yang seharusnya dijaga dengan kehormatan tinggi. Ini bukan sekadar insiden biasa; ini adalah tragedi moral yang mengungkap kebusukan di puncak kepemimpinan kita.
Azam Khan, Advokat kondang dalam komentar pedasnya, menegaskan, "Ini adalah tanda nyata dari Allah bahwa seorang pemimpin yang bermoral rendah tidak pantas menduduki posisi penting dalam pemerintahan. Betapa sedihnya melihat seseorang dengan perilaku semunafik dan bejat ini diberi kepercayaan untuk memimpin pemilu di negeri ini."
Azam melanjutkan dengan ketegasan, "Pemecatan Hasyim Asyari menunjukkan bahwa orang semacam ini, yang saya sebut sebagai 'penjahat kelamin', tidak layak menjadi teladan bagi bangsa ini. Tindakan asusila yang dilakukannya mencerminkan betapa rendahnya moralitas seorang yang seharusnya menjaga integritas pemilu."Lebih jauh, Azam Khan tidak segan mengkritik keras keputusan kontroversial nomor 90 yang meloloskan Gibran sebagai wakil presiden padahal Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) belum diubah. "Belum ada pelantikan presiden dan wakil presiden yang baru, tetapi ketua KPU sudah dipecat karena tindakan asusila. Ini menunjukkan betapa tidak layaknya seseorang yang bermoral rendah dan penuh kemunafikan menjadi pemimpin di negeri ini," tegas Azam. Keputusan ini jelas menunjukkan bahwa integritas proses pemilihan di bawah kepemimpinan Hasyim Asyari sudah dipertanyakan sejak awal.
Azam juga menyoroti bagaimana pemecatan ini mengungkap masalah moral yang lebih dalam di kalangan pejabat tinggi. "Keputusan DKPP untuk memberhentikan Hasyim Asyari adalah langkah yang benar, meskipun terlambat. Ini adalah petunjuk nyata dari Allah bahwa orang-orang semunafik dan seburuk ini memang tidak pantas untuk menjadi contoh pemimpin di negeri ini."
Mengapa kita harus terus merenung dan mengambil pelajaran dari kejadian ini? Karena sebagai masyarakat, kita harus lebih berhati-hati dalam menilai dan memilih pemimpin yang benar-benar berintegritas dan bermoral tinggi. Kejadian ini seharusnya menjadi cermin dan pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih selektif dan kritis dalam memilih pemimpin. Moralitas seorang pemimpin mencerminkan moralitas bangsa. Kita tidak boleh lagi memberi ruang kepada mereka yang tidak memiliki nilai-nilai luhur untuk menduduki posisi penting dalam pemerintahan.
Lebih lanjut, Azam Khan mengingatkan bahwa meskipun pemecatan Hasyim terbilang terlambat, keputusan ini merupakan bukti nyata dari Allah bahwa pejabat yang memiliki perilaku bejat tidak pantas menjadi panutan. "Ini adalah pelajaran bagi kita semua bahwa pemimpin dengan moralitas buruk dan perilaku menyimpang tidak layak untuk menduduki posisi penting dalam pemerintahan," tutup Azam dengan penuh ketegasan.
Kita sebagai bangsa hanya bisa berserah diri kepada Yang Maha Esa atas segala lika-liku kehidupan ini. Kejadian ini semoga menjadi cermin dan pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih selektif dan kritis dalam memilih pemimpin. Sebab, moralitas seorang pemimpin mencerminkan moralitas bangsa.
Kita harus belajar dari peristiwa ini dan memastikan bahwa di masa depan, hanya mereka yang benar-benar berintegritas dan bermoral tinggi yang diberi kepercayaan untuk memimpin negeri ini. Hanya dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa masa depan bangsa ini berada di tangan yang tepat dan layak. (***)
Posting Komentar