![]() |
| Presiden Jokowi Dodo /net |
Faizal menuding bahwa pemerintahan Jokowi secara brutal telah memobilisasi partai-partai politik di luar PDIP dan berbagai perangkat kekuasaan untuk melaksanakan tujuan-tujuan politiknya. Menurutnya, operasi politik dinasti yang dilakukan Jokowi bersifat semena-mena, dan hal ini dilakukan sembari memanfaatkan celah untuk mengeruk keuntungan melalui tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme demi kepentingan kelompok tertentu.
“Tindakan tersebut semakin menyulut kemarahan rakyat dan justru membuat Anies semakin mendapatkan simpati publik,” ujar Faizal dalam cuitannya. Ia menambahkan bahwa Anies dan rakyat telah dimarginalkan oleh berbagai intrik politik yang keji, yang diduga dilakukan oleh Jokowi dan kelompoknya.
Dalam narasi yang sama, Faizal mengapresiasi ketegaran Anies dalam menghadapi apa yang ia sebut sebagai “kezaliman yang dipamerkan oleh Jokowi.” Ia menggambarkan Jokowi yang semakin mendekati akhir masa jabatannya sebagai sosok yang “makin gelap mata, bertindak brutus, dan penuh kemunafikan di hadapan rakyat.”
Faizal juga mengkritik tindakan Jokowi yang menurutnya telah menyingkirkan PDIP serta berbagai elemen lain yang berkontribusi besar dalam pemerintahan. “Jokowi menunjukkan keperkasaan, seolah berkuasa untuk selamanya. Tidak peduli lawan atau kawan, semua diintimidasi,” kata Faizal.
Ia memperingatkan bahwa akselerasi kejahatan politik di bawah pemerintahan Jokowi tampaknya sulit dihentikan, dengan negara dan rakyat berada di bawah kendali kekuasaan yang otoriter dan arogan. Menurut Faizal, kondisi ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 20 Oktober mendatang.
Dalam cuitannya, Faizal menyerukan kepada jutaan rakyat untuk bersatu dalam perlawanan, dengan fokus pada tuntutan hukum terhadap Jokowi. “Penjegalan pada Anies, pembegalan hak politik PDIP di Pilgub DKI, dan pemberangusan aspirasi rakyat adalah kejahatan dalam bernegara,” tegasnya.
Faizal juga menekankan pentingnya konsolidasi dari seluruh elemen pejuang perubahan untuk bersiap turun ke jalan dan melawan ketidakadilan yang ia yakini sedang berlangsung. “Waktunya berangkulan, lawan ketidakadilan!” serunya, menutup peringatan daruratnya dengan ajakan untuk menyelamatkan negara dan kedaulatan rakyat dari kekuasaan yang dianggapnya telah menyimpang dari amanat konstitusi.
Cuitan Faizal Assegaf ini telah memicu reaksi beragam dari publik dan pengamat politik, dengan sebagian mendukung seruannya dan yang lain mengkritik pendekatan yang diambil.
#KawalPutusanMK #AdiliJokowi





Posting Komentar