no fucking license
Bookmark

Azam Khan Bongkar Penundaan Putusan PTUN: “Ini Sarat Permainan Politik!”

Heboh di Pengadilan: Penundaan Sidang Putusan Gibran Tercoreng Indikasi Intervensi Politik!

GLOBE NASIONAL - JAKARTA -Situasi semakin memanas di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta setelah sidang putusan gugatan PDIP atas pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden ditunda. Awalnya dijadwalkan pada 10 Oktober 2024, kini sidang tersebut baru akan digelar pada 24 Oktober 2024, dengan alasan mengejutkan: hakim Joko Mulyono mengaku sakit. 

Namun, sakit mendadak hakim ini menimbulkan kecurigaan di kalangan publik. Azam Khan, seorang advokat yang terlibat dalam kasus ini, secara terbuka mengekspresikan kemarahannya. “Sakitnya kok sampai dua minggu? Apakah ada alasan lain? Jangan-jangan ini semua adalah bagian dari skenario politik yang lebih besar!” tegas Azam dalam sebuah pernyataan. 

Reaksi keras ini muncul di tengah momen yang sangat strategis, menjelang pelantikan Gibran sebagai Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024. Azam menilai bahwa situasi ini tidak hanya merugikan pihak yang menggugat, tetapi juga mencoreng reputasi sistem peradilan yang seharusnya independen. “Jika sakitnya memang serius, kenapa tidak ada hakim lain yang bisa menggantikan untuk membacakan putusan? Ini jelas mengindikasikan ada permainan politik di balik layar!” lanjut Azam.

Dalam catatan perkembangan, Azam juga menyoroti pentingnya suara para cendekiawan dan aktivis hukum. “Di mana mereka? Kenapa tak ada yang bersuara? Jangan biarkan negeri ini dijadikan arena permainan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” tambahnya.

Kondisi ini semakin mengundang perhatian publik. Banyak warganet yang berspekulasi bahwa sakit mendadak hakim Joko adalah taktik untuk mengulur waktu, sehingga keputusan penting ini tidak terungkap sebelum pelantikan Gibran. “Kita sering mendengar tentang orang yang tiba-tiba sakit ketika dipanggil oleh KPK atau pihak berwenang. Kini, kita melihat hal yang sama terjadi di pengadilan!” ujar salah satu aktivis media sosial.

Sementara itu, PTUN belum memberikan klarifikasi resmi mengenai kondisi kesehatan hakim. Azam menyatakan bahwa ia akan terus mengawasi perkembangan ini dengan harapan agar proses hukum dapat berlangsung transparan dan adil. “Kami tidak akan tinggal diam. Rakyat sudah terlalu menderita akibat permainan yang merugikan mereka. Kami menuntut keadilan!” tegas Azam, menutup pernyataannya.

Masyarakat kini menunggu dengan cemas, berharap sidang selanjutnya akan mengungkap kebenaran di balik semua drama ini dan menegakkan keadilan yang seharusnya menjadi hak setiap warga negara.[*]

Posting Komentar

Posting Komentar