Sejak sore, warga dari Dusun Krajan Wetan, Krajan Kulon, serta beberapa wilayah lainnya mulai berdatangan. Mereka duduk bersimpuh di antara makam keluarga, membawa bunga, air, dan makanan kecil sebagai bentuk penghormatan.
Haul ini diawali dengan wirid dan tahlil bersama, dipimpin oleh Kiai Haji Mahmudi. Suasana hening saat lantunan doa menggema di area pemakaman, membawa nuansa haru bagi para peziarah.
Pada puncak acara, tausiyah agama disampaikan oleh Kiai Haji Abdul Ghofar dari Rogojampi. Dalam ceramahnya, ia mengingatkan pentingnya menjaga silaturahmi dan memperbanyak amal ibadah di bulan Ramadan.
"Haul ini bukan hanya mengenang mereka yang telah berpulang, tetapi juga menjadi pengingat bagi kita untuk terus memperbaiki diri dan memperkuat keimanan," ujarnya di hadapan jamaah.
Acara ini turut dihadiri oleh perangkat desa, tokoh agama, serta perwakilan dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Temuguruh. Sekretaris Desa Temuguruh, Eko Irawan, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas tingginya partisipasi warga.
"Tradisi haul ini menjadi bukti bahwa masyarakat Temuguruh tetap menjaga nilai-nilai religi dan budaya leluhur. Ini juga menjadi ajang mempererat kebersamaan antarwarga," kata Eko.
Selain ritual keagamaan, haul ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi masyarakat. Banyak warga yang datang bersama keluarga besar, bertemu sanak saudara, serta berbagi cerita di sela-sela acara.
Bagi warga, haul ini adalah wujud syukur dan harapan akan keberkahan di bulan Ramadan yang akan segera tiba. "Semoga kita semua diberi kesehatan untuk menjalani ibadah puasa dengan khusyuk dan penuh keikhlasan," ujar seorang jamaah.
Haul Akbar ke-17 di Temuguruh menjadi cerminan bagaimana tradisi keagamaan tetap hidup di tengah masyarakat, memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan spiritualitas menjelang bulan suci.
Pewarta: rfq
Editor: redaksi mediaglobenasional.com
Posting Komentar