Menurut Maruarar, Indonesia adalah negara hukum di mana kepolisian, kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah memahami tugas mereka dalam menangani dugaan tindak pidana, termasuk kasus korupsi.
"Silakan saja. Saya rasa negara ini adalah negara hukum. Panglimanya adalah hukum. Saya pikir teman-teman di kepolisian, di kejaksaan, di KPK juga sudah mengerti tugasnya masing-masing," ujar Maruarar atau yang akrab disapa Ara, saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/2), dikutip dari Antara.
Hukum Tak Boleh Diintervensi?
Maruarar menekankan bahwa proses hukum harus berjalan tanpa intervensi dari pihak mana pun. Ia menilai sistem check and balance di Indonesia sudah berjalan dengan baik.
"Kita sudah membagi hak kewajiban, check and balance dengan baik. Jadi, jangan ada intervensi. Dari mana pun, ke mana pun, masing-masing punya kewenangan sendiri," tegasnya.
Pernyataan ini muncul setelah KPK resmi menahan Hasto Kristiyanto pada Kamis (20/2) malam. Hasto diduga terlibat dalam kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR dan perintangan penyidikan Harun Masiku, buronan yang hingga kini masih belum ditemukan.
Hasto: KPK Harus Periksa Keluarga Jokowi
Di gedung KPK, Hasto yang mengenakan rompi oranye menyebut bahwa penahanannya harus menjadi momentum bagi KPK untuk menegakkan hukum secara adil, termasuk memeriksa keluarga Jokowi.
"Semoga ini menjadi momentum bagi KPK untuk menegakkan hukum tanpa kecuali, termasuk memeriksa keluarga Pak Jokowi," ujar Hasto kepada wartawan, Kamis malam.
Presiden Joko Widodo sendiri menanggapi santai tuntutan tersebut. Dalam pernyataannya dari Surakarta, ia menyatakan bahwa jika ada bukti dan fakta hukum, pemeriksaan terhadap keluarganya sah-sah saja.
"Kalau ada fakta hukum, ada bukti hukum, ya silakan (diperiksa)," kata Jokowi singkat.
Hukum, Politik, dan Pertarungan Narasi
Pernyataan Hasto dan respons Maruarar mencerminkan dua narasi yang kini berhadapan: apakah ini murni persoalan hukum, atau ada dimensi politik di baliknya?
Di satu sisi, Maruarar ingin menegaskan bahwa hukum harus berjalan tanpa campur tangan politik. Namun, pernyataan Hasto seolah ingin menyiratkan bahwa ada standar ganda dalam penegakan hukum—mengapa dirinya ditahan, sementara keluarga Jokowi tidak tersentuh?
Publik tentu bisa menilai sendiri, apakah ini sekadar strategi politik atau benar-benar langkah menuju supremasi hukum yang lebih adil. Yang jelas, panggung politik Indonesia kembali memanas, dengan KPK sebagai pusat perhatian.
Editor: r@fiq
Copyright © ANTARA 2025
Posting Komentar