Acara yang digelar oleh Michael Edy Hariyanto, SH., MH., Ketua DPC Partai Demokrat sekaligus Pimpinan DPRD Banyuwangi, itu menjadi wadah penting bagi warga untuk menyampaikan suara langsung kepada wakilnya di parlemen.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa bersama. Kehadiran warga dari dua desa — Badean dan Karangbendo — membuat ruangan penuh semangat kebersamaan. Kepala Desa Badean, Nur Samsi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada DPRD yang telah memusatkan kegiatan reses di wilayahnya.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi ruang nyata untuk menyampaikan aspirasi warga tanpa jarak dengan wakil rakyatnya,” ujar Nur Samsi.
Dalam sambutannya, Michael Edy Hariyanto menegaskan bahwa reses bukan sekadar kegiatan formal. Baginya, ini adalah momentum moral untuk mendengar dan menampung kebutuhan rakyat di akar rumput.
“Reses adalah amanah, bukan seremonial. Kita datang bukan untuk janji, tapi untuk mencatat dan menindaklanjuti,” ucap Maikel berintonasi tegas di hadapan warga.
Ia menjelaskan bahwa beberapa program pembangunan belum terealisasi karena kendala administrasi APBD pada masa transisi pemerintahan daerah. Namun, ia menegaskan komitmennya agar tahun 2026 menjadi momentum percepatan.
“Kalau administrasi rapi, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita belajar dari banyak kasus, jangan sampai Banyuwangi ikut tercoreng,” ujarnya menambahkan.
Satu per satu warga kemudian menyampaikan aspirasi. Dari Asroni, warga RT/RW 03/03 Badean, yang mengusulkan pembangunan plengsengan dan perbaikan saluran irigasi, hingga kelompok ibu-ibu yang berharap adanya bantuan modal usaha rumahan.
Maikel menanggapi setiap aspirasi dengan terbuka dan penuh perhatian.
“Untuk usaha kecil, nanti bisa kita bantu. Saya akan dorong agar Koperasi Merah Putih segera aktif supaya UMKM tak macet di tengah jalan,” ujar Maikel disambut tepuk tangan warga.
Lebih lanjut, Michael menekankan pentingnya kedisiplinan administrasi, transparansi, dan tanggung jawab sosial. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin jabatan hanya menjadi simbol, melainkan sarana pengabdian.
“Saya ingin mengabdi, bukan mencari keuntungan. Rakyat Badean dan Karangbendo berhak mendapat hasil pembangunan yang nyata,” tegasnya dengan nada yang tenang tapi penuh tekanan moral.
Kegiatan reses diakhiri dengan sesi foto bersama dan ramah tamah. Warga tampak senang membawa pulang bingkisan sederhana, namun dengan harapan besar di hati — semoga aspirasi yang disampaikan kali ini benar-benar diwujudkan melalui kebijakan konkret tahun mendatang.
Kontributor; Jepri
Editing: Rofiq
Posting Komentar