"KAPRAH"

Redaksimediaglobe
... menit baca
Dengarkan
MEDIA GLOBE-UNEG UNEG REDAKSI- "Pagi tempe sore kedele". Kalimat ini lazim digunakan untuk 'maido' orang yang 'plintat-plintut', bicara tanpa arah atau 'ngomong ngalor mlaku ngidul'. Padahal kalau kita analisa dari segi logistik (masuk akal atau tidak), kalimat ini jelas tidak masuk akal. "Lha wong sudah wujud tempe kok berubah jadi kedelai". Itu kan jelas-jelas mustahil. Tapi kenapa kalimat 'paidoan' semacam ini tetap saja laku dan sangat sering digunakan bahkan oleh orang yang memiliki intelektualitas tinggi sekalipun? Berikut penjelasannya.
1. Kalimat tersebut merupakan ejawantah dari unen-unen jawa "ngentahi barang mateng", artinya membatalkan sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik. Padahal merubah sesuatu yang sudah matang menjadi mentah kembali adalah mustahil, tapi namanya unen-unen ya sah-sah saja.
2. Dalam dunia 'paido-memaido' tidak ada rumus logis atau tak logis. Yang ada adalah mantep atau tidak, ngena atau tidak, tersinggung atau tidak. Jadi 'maido' itu semacam anda nonton film kartun atau animasi, letakkan logika di keranjang sampah. Karena tidak akan terlalu banyak gunanya nalar logis anda saat nonton film animasi. Begitu juga saat pagelaran saling paido berlangsung. Hanya Kang Paidi yang paling bisa bersikap logis.
3. Orang Jawa dalam kehidupan sehari-hari terbiasa membuat kaprah (umum) sesuatu yang terasa simpel meskipun sebenarnya itu salah secara tatanan. Misalnya kita sering mendengar ucapan "ngulek sambel", "nggodog wedang", "nggendok sego", dan sebagainya. Ucapan-ucapan ini sudah sangat familiar di telinga dan lidah kita tanpa kita sadari bahwa sebenarnya itu salah.
Sudah jadi sambal kenapa masih diulek?
Sudah jadi wedang kenapa masih direbus?
Sudah jadi nasi kenapa masih ditanak?
Dari penjelasan singkat di atas muncul satu pertanyaan krusial; kenapa dalam kancah adu paido akal sehat tidak terlalu berguna?
Simpel jawabannya. Karena tidak ada orang maido tanpa didasari rasa marah. Padahal marah itu datangnya dari bisikan saudara kiri manusia yang sering disebut setan. Maka tak heran saat seseorang sedang marah, akalnya berantakan. Nah pada saat itulah seluruh hormon tubuh berkumpul menjadi satu diujung lidah lalu mencuat menjadi paidoan paripurna; Cuk!!!
Jadi jika anda ingin menjalani hidup dengan logis kurangi marah, kurangi memusingkan hal-hal yang tidak menjadi urusan kita, kurangi melihat keunggulan orang lain, kurangi nonton sinetron, perbanyak misuh. Kenapa? Karena misuh adalah antibody sifat-sifat buruk manusia.
Saat ada dorongan untuk marah, pisuhilah diri sendiri. Saat ada peluang untuk maido, pisuhilah diri sendiri. Dan seterusnya. Ingat, pisuhi diri sendiri. Jangan misuhi orang lain. Dosa. Ngerti su? ( Kang Juli Ailepyu )